Selain itu, penelitian lain berjudul “Glucose Levels and Risk of Dementia” menunjukkan bahwa kadar gula darah yang tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko demensia, bahkan pada orang tanpa diabetes.
Komponen utama dari banyak minuman manis adalah sirup jagung fruktosa tinggi yang terdiri 55 persen fruktosa dan 45 persen glukosa.
Asupan fruktosa yang tinggi dapat menyebabkan obesitas, tekanan darah tinggi, lemak darah tinggi, diabetes, dan disfungsi arteri.
Aspek-aspek sindrom metabolik ini dapat menyebabkan peningkatan risiko jangka panjang demensia.
Penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa asupan fruktosa tinggi dapat menyebabkan resistensi insulin di otak, serta penurunan fungsi otak, memori, belajar, dan pembentukan neuron otak.
Karbohidrat jenis ini umumnya memiliki indeks glikemik (GI) yang tinggi. Dengan demikian, tubuh akan mencerna secara cepat dan menyebabkan terjadinya lonjakan gula darah.
Selain itu, ketika dimakan dalam jumlah yang lebih besar, makanan ini sering memiliki beban glikemik (GL) yang tinggi. GL mengacu pada seberapa banyak makanan meningkatkan kadar gula darah, berdasarkan ukuran porsi.
Makanan yang tinggi GI dan tinggi GL dapat merusak otak. Penelitian berjudul “Diet-Induced Cognitive Deficits: The Role of Fat and Sugar, Potential Mechanisms and Nutritional Interventions” menunjukkan bahwa hanya satu kali makan dengan beban glikemik tinggi dapat merusak memori pada anak-anak dan orang dewasa.
Studi lain pada mahasiswa yang sehat menemukan bahwa mereka yang memiliki asupan lemak dan gula rafinasi yang lebih tinggi juga memiliki ingatan yang lebih buruk.
Efek pada memori ini mungkin disebabkan oleh peradangan hipokampus, bagian otak yang mempengaruhi beberapa aspek memori, serta respons terhadap isyarat lapar dan kenyang.
Baca Juga: Cek Parcel Lebaran Sebelum Beli, Ini Bedanya Expired Date dan Best Before pada Kemasan Makanan
Cara Mencuci Jersey Bola yang Benar, Jangan Pakai Mesin Cuci Kalau Tak Mau Rusak
Source | : | HAI Online |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR