Kandungan unsur hara yang ada di dalam kulit bawang merah seperti Kalium (K), Magnesium (Mg), Fosfor (P), dan Zat Besi (Fe) dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair yang menyuburkan tanaman.
Dalam kulit bawang merah terdapat hormon auksin dan giberelin.
Keduanya merupakan hormon pertumbuhan sehingga kulit bawang merah dapat dimanfaatkan sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT).
Kandungan senyawa acetogenin di dalam kulit bawang merah dapat menjadikan kulit bawang merah sebagai pestisida nabati.
Aplikasi pestisida nabati dari kulit bawang merah pada tanaman dapat mengakibatkan terganggunya organ pencernaan hama serangga yang menyerang tanaman.
Memanfaatkan kulit bawang merah untuk tanaman sangat mudah, yaitu dengan mencampurkan sekitar 100 gram kulit bawang merah ke dalam kira-kira 500 ml air.
Biarkan rendaman tersebut selama 24 jam dan saring terlebih dahulu sebelum diaplikasikan.
Ampas kulit bawang merah sisa rendaman bisa digunakan sebagai pupuk padat dengan mencampurkannya pada media tanam.
Adapun penggunaan kulit bawang merah sebagai pestisida nabati bisa langsung diaplikasikan dengan menyemprotkan air rendaman kulit bawang merah pada seluruh bagian tanaman yang terserang hama, seperti bagian atas dan bawah daun.
Sementara itu, untuk memanfaatkan kulit bawang merah sebagai POC dan ZPT bisa dengan cara mencampurkan air rendaman kulit bawang merah dan air cucian beras.
Adapun takarannya adalah kurang lebih 500 ml air rendaman kulit bawang merah dicampur dengan kira-kira 500 ml air cucian beras. Setelah tercampur rata bisa langsung disiramkan ke tanaman.
Penambahan air cucian beras bermanfaat menambah beberapa nutrisi dan bakteri yang dibutuhkan oleh tanaman.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR