SajianSedap.com - Bawang merah dan putih adalah bumbu yang populer digunakan sebagai bumbu dasar beragam jenis masakan.
Keduanya bermanfaat sebagai pemberi rasa masakan dengan rasa dan aromanya yang kuat.
Dengan menggunakann bawang merah atau putih pada masakan akan memberi kenikmatan dan kelezatan.
Bagian yang dimanfaatkan dari bawang adalah umbi atau daging buahnya yang terletak di balik kulit luar.
Sementara daging bawang dimanfaatkan, bagian kulitnya sering dibuang begitu saja karena dianggap tidak dapat dimanfaatkan.
Padahal sebenarnya kulit bawang bisa ibu-ibu manfaatkan juga di rumah.
Ini karena kulit bawang juga dikemas dengan kandungan nutrisi yang baik.
Namun bukan untuk dikonsumsi, kulit bawang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman.
Lalu bagaimana cara menggunakannya? Simak berikut ini untuk Anda coba buat sebagai pupuk alami tanaman di pekarangan Anda.
Kulit bawang merah memiliki manfaat untuk tanaman sayuran yang kerap ditanam di pekarangan rumah, seperti tanaman cabai dan tanaman tomat.
Dilansir dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, berikut beberapa manfaat kulit bawang merah untuk tanaman.
Kandungan unsur hara yang ada di dalam kulit bawang merah seperti Kalium (K), Magnesium (Mg), Fosfor (P), dan Zat Besi (Fe) dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair yang menyuburkan tanaman.
Dalam kulit bawang merah terdapat hormon auksin dan giberelin.
Keduanya merupakan hormon pertumbuhan sehingga kulit bawang merah dapat dimanfaatkan sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT).
Kandungan senyawa acetogenin di dalam kulit bawang merah dapat menjadikan kulit bawang merah sebagai pestisida nabati.
Aplikasi pestisida nabati dari kulit bawang merah pada tanaman dapat mengakibatkan terganggunya organ pencernaan hama serangga yang menyerang tanaman.
Memanfaatkan kulit bawang merah untuk tanaman sangat mudah, yaitu dengan mencampurkan sekitar 100 gram kulit bawang merah ke dalam kira-kira 500 ml air.
Biarkan rendaman tersebut selama 24 jam dan saring terlebih dahulu sebelum diaplikasikan.
Ampas kulit bawang merah sisa rendaman bisa digunakan sebagai pupuk padat dengan mencampurkannya pada media tanam.
Adapun penggunaan kulit bawang merah sebagai pestisida nabati bisa langsung diaplikasikan dengan menyemprotkan air rendaman kulit bawang merah pada seluruh bagian tanaman yang terserang hama, seperti bagian atas dan bawah daun.
Sementara itu, untuk memanfaatkan kulit bawang merah sebagai POC dan ZPT bisa dengan cara mencampurkan air rendaman kulit bawang merah dan air cucian beras.
Adapun takarannya adalah kurang lebih 500 ml air rendaman kulit bawang merah dicampur dengan kira-kira 500 ml air cucian beras. Setelah tercampur rata bisa langsung disiramkan ke tanaman.
Penambahan air cucian beras bermanfaat menambah beberapa nutrisi dan bakteri yang dibutuhkan oleh tanaman.
Jika Anda tidak menggunakan cacing tanah untuk membuat kompos, Anda dapat membuang kulit bawang dan meletakkannya sedikit lebih dalam ke tempat kompos dan mendapatkan kompos yang kaya nutrisi pada hasil akhirnya.
Tetapi Anda harus menghindari menambahkannya ke tempat pengomposan cacing Anda, ini karena cacing tanah membenci bawang dan zat berbau serupa.
Setelah Anda selesai merebus sayuran, telur, atau pasta, simpan airnya dan sisihkan hingga dingin.
Vitamin dalam air rebusan sayuran akan membuat tanaman tetap bergizi dan bahkan pati dari pasta dan air kentang akan memberi mereka nutrisi yang mereka butuhkan, terang Baddiley.
Setelah air mendingin, siramkan pada tanaman hias Anda.
Rata-rata tanaman membutuhkan sekitar satu sendok makan air per hari, jadi berhati-hatilah agar tidak berlebihan.
Tuangkan air ke pangkal akar tanaman untuk dampak maksimal, juga dikenal sebagai penyiraman Bawah.
Ini memungkinkan tanaman memiliki minuman yang cukup tanpa membasahi dedaunannya, papar Baddiley.
Berhati-hatilah untuk tidak memasukkan garam ke dalam air rebusan Anda, karena ini dapat membunuh tanaman.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ketahui, 3 Manfaat Kulit Bawang Merah untuk Tanaman dan Cara Pakainya
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR