SajianSedap.com - Pagi-pagi memang enaknya makan bubur ayam.
Selain nasi uduk, bubur ayam memang jadi kudapan yang enak untuk pengganjal perut di pagi hari.
Teksturnya yang lembut dan tambahan di atasnya membuat kita habis dalam sekali makan.
Apalagi harga bubur relatif murah dan bikin kita kenyang.
Baik dari anak-anak, dewasa hingga lansia bisa memakan bubur ayam ini.
Tapi, ternyata ada bahaya makan bubur kalau ditambah dengan dua bahan ini, loh.
Apa saja itu?
Ya, walau bisa bikin kenyang, ternyata ada beberapa bahan tambahan bubur ayam yang sebaiknya tidak dikonsumsi, nih.
Karena bukan mengenyangkan, bahan-bahan berikut justru bisa menimbulkan masalah kesehatan.
Kok bisa?
Berikut dua bahan makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersama bubur ayam:
Baca Juga: Beda dari yang Lain, Kuah Bubur Ayam ini Warnanya Hitam! Ternyata Pas Dicoba Bikin Ketagihan
Siapa yang suka sekalian beli sate-satean saat makan bubur?
Mulai dari sate usus, ati, jantung dan telur puyuh bisa kita lahap bersamaan dengan bubur.
Nah, pilihan sate ini sebenarnya sangat menentukan sehat atau tidaknya bubur ayam, loh.
Soalnya, dari sekian banyak jenis sate, sate telur puyuh ternyata paling berbahaya.
Mengapa?
Karena telur puyuh sangat tinggi kolesterol.
Baca Juga: Cara Efektif Memilih Telur Puyuh yang Berkualitas di Pasar, Hanya 3 Langkah
Pasalnya, dikutip dari Kompas.com, satu sajian berisi lima butir telur puyuh mengandung jauh lebih banyak kolesterol, yakni 422 miligram.
Coba bandingkan dengan satu sajian telur ayam yang cuma 211 miligram.
Padahal, rata-rata manusia hanya membutuhkan 1100 miligram kolesterol per hari, dan 60-75 persennya telah disintesis sendiri oleh organ hati di dalam tubuh.
Kebayang kan kalau kita sampai makan dua tusuk sate telur puyuh yang isinya bisa sampai 10 butir?
Baca Juga: Resep Bubur Ayam Sayur Ala Rumahan Ini Cocok Jadi Ide Menu Sarapan Sehat Nanti
Untungnya studi-studi terbaru menunjukkan bahwa asupan kolesterol lewat makanan tidak begitu berdampak pada kolesterol dalam darah.
Oleh karena itu, konsumsi telur puyuh yang secukupnya seharusnya tidak akan menganggu kesehatan.
Meski demikian, bila kamu tetap merasa khawatir, bisa secara signifikan mengurangi kadar kolesterol yang didapatkan dari telur puyuh dengan hanya memakan putihnya saja.
Kerupuk dan bubur memang pasangan paling klop.
Tapi sayang, kita seringkali tak tahu dari mana kerupuk yang kita makan berasal.
Soalnya, kini banyak beredar kerupuk oplosan di masyarakat.
Kita pun pasti pernah dengar kalau kerupuk ini dilapisi lilin supaya tetap renyah tahan lama.
Secara garis besar, pencampuran lilin dan plastik sendiri memang menguntungkan dari pihak penjual.
Dengan pencampuran tersebut, maka kondisi kerupuk akan lebih jernih dan renyah.
Bahkan ketahanan renyah akan lebih lama. Bukan hanya itu, minyak yang di butuhkan untuk menggoreng juga lebih hemat dan sedikit.
Berhubung sekarang ini harga minyak memang sedang naik, sedangkan harga kerupuk juga tak mungkin selangit.
Pembeli dan penikmat kerupuk biasanya dari kalangan bawah menengah.
Itulah mengapa penjual memasukkan plastik dan lilin.
Hal ini menguntungkan penjual dan menjauhkan dari kegagalan produksi.
Sayangnya, pakar kesehatan menyebutkan jika ada bahaya yang mengintai jika kita mengkonsumsi kerupuk dengan berlebihan seperti sebagai berikut.
Bahkan, kandungan polyvinyl chloride di dalam lilin dan plastik ini ternyata bukan hanya merusak hati, namun juga ginjal.
Dalam melakukan proses pembuangan racun atau detoksifikasi, jika zat yang dicerna terlalu berbahaya, akan meningkatkan kerja ginjal.
Padahal jika kamu membiarkan ginjal bekerja tidak sesuai mestinya, akan merusak sistem kinerjanya.
Parahnya hal ini akan adalah meningkatkan resiko penyebab gagal ginjal.
Bahan plastik yang masuk dalam tubuh, efek samping dalam jangka panjang adalah kemungkinan terkena penyakit kanker lebih besar.
Biasanya kanker akan menyerang pada bagian tubuh mu yang menjadi tempat pengendapan bahan plastik tersebut.
Jadi, sebaiknya mulai kurangi bahan tambahan di atas, ya.
Semoga berguna, Sase Lovers!
Penulis | : | Dok Grid |
Editor | : | optimization |
KOMENTAR