SajianSedap.com - Anda tentu sudah familar dengan petis bukan?
Biasanya Anda dapat menemukan petis pada hidangan seperti tahu petis, rujak, tahu campur, dan banyak lainnya.
Petis sendiri merupakan bahan bumbu masakan khas Indonesia.
Umumnya, bumbu masakan ini terbuat dari olahan udang atau ikan yang dimasak dalam waktu yang cukup lama hingga mengeluarkan kaldu atau sari.
Ketika dicampurkan dalam masakan dapat memberi cita rasa gurih dan asin.
Sementara untuk mendapatkan petis cukuplah mudah, supermarket dan pasar menjual beragam petis, dari ikan hingga udang dengan khas daerah masing-masing.
Petis di pasaran pun sudah siap pakai sehingga praktis untuk diolah untuk hidangan di rumah.
Sehingga tak jarang banyak orang gemar menyetok petis untuk kebutuhan memasak di rumah.
Namun tahukah Anda cara memilih petis yang enak dan berkualitas?
Tentunya Anda mau hidangan berbahan petis Anda terasa sangat nikmat bukan? Jadi simak berikut ini cara memilih petis yang tepat.
Dihubungi oleh Kompas.com, Faizul Mubarok selaku pemilik usaha Petis Maju Tresno di Gresik membagikan tips memilih petis udang berikut ini.
Menurut Faizul, ada tips memilih petis udang yang awet yaitu pilih yang teksturnya agak berminyak.
“Pilih petis yang teksturnya agak berminyak. Keliatan kayak berminyak gitu, bukan yang ada berminyak ya,” ujarnya kepada Kompas.com pada Rabu (09/02/2022).
Dalam penuturannya, Faizul menyarankan untuk memilih petis udang yang berwarna hitam.
“Selanjutnya, pilih petis yang warnanya hitam. Sebenarnya petis udang itu warnanya beda-beda ya, ada yang hitam legam dan ada yang merah kehitam-hitaman. Namun, kalau memilih petis udang khas Surabaya sebaiknya yang hitam,” tuturnya.
Faizul menuturkan kalau petis udang yang mengandung banyak sari udang terasa amis saat dicium. Menurutnya, petis udang seperti itu yang bagus dan bisa dipilih.
“Kalau petis bagus itu biasanya yang mengandung banyak sari udangnya gitu. Nah, itu biasanya aromanya amis tapi rasanya enak,” katanya.
Faizul juga menjelaskan, ciri ciri petis kadaluarsa atau rusak akan mengeluarkan bau dan rasa asam.
Faizul menjelaskan kalau petis berwarna hitam karena penggunaan bahan dan cara memasaknya.
“Kalau menurut saya pribadi, warna hitamnya itu bisa dari penggunaan sari udang dan gula yang membuatnya berwarna gelap hitam gitu.” ungkapnya kepada Kompas.com pada Rabu (09/02/2022).
Selain itu, menurut Faizul proses memasak petis yang ditambahkan dengan gula dan dimasak dalam waktu yang cukup lama sehingga gula menjadi karamel yang membuat warna petis menjadi hitam.
Menurut Faizul, petis tidak selalu memiliki warna hitam legam. Ada juga yang berwarna merah kehitam-hitaman.
“Sebenarnya petis udang itu warnanya beda-beda ya, ada yang hitam legam dan ada yang merah kehitam-hitaman. Namun, kalau memilih petis udang khas Surabaya sebaiknya yang hitam.” tuturnya.
Selain itu, Faizul menambahkan kalau petis tidak semuanya hitam. Ada juga yang berwarna agak merah.
“Petis itu enggak semuanya berwarna hitam. Ada juga yang warnanya agak merah, tapi bahannya bukan dari sari udang melainkan dari sari ikan yang berasal dari Madura.” jelasnya.
“Kalau menurut saya itu cara simpan petis udang agar tahan lama yang penting higienis gitu. Misalnya saja, tidak boleh kena sinar matahari langsung, tidak boleh kena percikkan air.” jelasnya kepada Kompas.com pada Rabu (09/02/2022).
Selain itu, Faizul juga menambahkan kalau saat menggunakan petis sebisa mungkin untuk menggunakan sendok bersih dan tidak tercampur dengan bahan masakan lainnya.
“Itu sendok untuk ngambil petis udangnya juga tidak boleh kotor atau tercampur dengan bahan lainnya.” tuturnya.
Dalam penuturannya, Faizul juga menambahkan kalau ada pelanggannya yang bercerita menyimpan petis produksinya hingga satu tahun lamanya.
“Itu ada pelanggan saya, beli petis di saya, trus disimpan sampai satu tahun. Itu karena petisnya masih enak dan enggak kenapa-kenapa. Caranya, disimpan di kulkas.” ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 3 Cara Pilih Petis Udang yang Enak, Liat dari Teksturnya
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR