Tanaman kangkung membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya.
Hama yang banyak menyerang tanaman kangkung umumnya relatif tidak ganas, antara lain belalang dan ulat daun.
Pengendaliannya, untuk mencegah terjadi overpopulasi, semprotkan Sevin atau sejenisnya.
Untuk memberantas ulat daun digunakan insektisida Diazinon 60 EC, dengan dosis sebesar 2 cc per liter air dan disemprotkan pada tanaman.
Pada waktu membasmi hama, sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu selama empat sampai lima hari, kemudian diairi kembali.
Tanaman kangkung tahan terhadap penyakit dan hanya memerlukan sedikit perlindungan.
Penyakit jamur yang lazim menyerang tanaman kangkung adalah karat putih (Albugo Ipomoea panduratae).
Penyakit ini peka terhadap Dithane M-45 atau Benlate, tetapi bila benih diperlakukan dengan penyiraman dan higiene umumnya baik, penyakit tidak menjadi masalah.
Serangga pemakan daun dikendalikan dengan penyemprotan strategis senyawa organofosfat jauh sebelum pemanenan.
Panen pertama sudah bisa dilakukan pada usia 23 sampai 25 hari setelah tanam.
Saat ini kangkung sudah tumbuh dengan panjang batang kira-kira 20 sampai 25 cm lebih.
Ada pula yang mulai memangkas sesudah berumur 1,5 bulan dari saat penanaman.
Waktu panen dilakukan pada sore hari, pemungutan hasil kangkung darat dilakukan dengan cara mencabutnya sampai akar, kemudian dicuci dalam air.
Panen kangkung darat dilakukan pada umur 23 sampai 25 hari.
Selama panen, lahan penanaman harus tetap basah tapi tidak berair (lembab).
Cara Menyimpan Roti Tawar yang Benar Agar Tidak Cepat Jamuran, Bukan di Plastiknya
KOMENTAR