SajianSedap.com - Kebanyakan orang Indonesia pastinya sudah tahu Papeda, makanan khas dari Papua ini.
Bahkan kini papeda banyak dikreasikan jadi menu unik dan disukai banyak orang.
Nah, Papeda ternyata jadi tampilan Google Doodle hari ini, nih!
Karena itu, kita juga harus tahu sejarah makanan pokok kebanyakan orang Papua dan Maluku ini.
Ternyata makanan dari sagu ini sudah ada sejak lama banget, loh.
Bahkan ada makna penting atau plesetan dari nama "Papeda" ini.
Apa itu?
Untuk itu, yuk simak sejarah atau asal usul dari makanan Papeda yang jadi icon Google doodle hari ini.
Diketahui sebelumnya bahwa papeda merupakan makanan berbahan dasar sagu yang hasil pengolahannya berbentuk seperti lem.
Umumnya, makanan ini akan disantap dengan kuah kuning ikan.
Melansir dari Kompas.com, ternyata rwayat papeda memang lekat dengan penemuan arkeologis di Papua.
Persisnya, situs arkeologi di wilayah Danau Sentani.
Ternyata di tempat tersebut selain alat batu tokok sagu, ditemukan juga wadah gerabah, nih.
Perkiraan temuan itu menunjukkan bahwa papeda ada sejak 3.000 tahun silam.
Alat lain untuk mengolah sagu menjadi bubur papeda adalah perkakas belangan.
Papeda menjadi sohor di Papua sampai kini.
Alhasil, nama papeda pun sempat dipelesetkan untuk memberi gambaran kondisi aman di Papua.
Yakni papeda dipelesetkan menjadi "Papua Penuh Damai".
Bagi masyarakat di Papua dan Maluku, papeda bukan sekadar makanan.
Bahkan, papeda dihormati dan disakralkan karena kerap dihidangkan dalam upacara-upacara adat.
Salah satunya, papeda kerap disajikan dalam upacara Watani Kame.
Upacara itu digelar sebagai tanda berakhirnya siklus kematian seseorang.
Nantinya, bagi relasi yang banyak membantu pada upacara Watani Kame akan mendapat papeda.
Di lokasi lain, tepatnya di Inanwatan, papeda wajib disuguhkan sewaktu upacara kelahiran anak pertama.
Papeda biasanya disajikan bersama daging babi.
Adapun di Maluku, tepatnya di Pulau Seram, papeda dikenal sebagai sonar monne.
Suku Nuaulu kerap menyantapnya.
Seperti di Papua, papeda juga dihadirkan dalam ritual, misalnya saat perayaan masa pubertas seorang gadis.
Di samping itu, masyarakat suku Nuaulu dan suku Huaulu juga memiliki mitos terkait papeda.
Kepercayaan di sana, perempuan yang sedang dalam masa haid dilarang memasak papeda.
Kala itu, mereka menganggap proses merebus sagu menjadi papeda merupakan tabu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Riwayat Papeda, Makanan Pokok yang Sempat Dipelesetkan Namanya" dan "Mengenal Papeda, Makanan Khas yang Dihormati di Papua dan Maluku"
KOMENTAR