Ditambahkan dalam buku berjudul "Kuliner Betawi Selaksa Rasa & Cerita” (2016) oleh Akademi Kuliner Indonesia terbitan PT Gramedia Pustaka Utama bahwa kata "uduk" secara etimologi berarti susah.
Di masa lalu, nasi uduk menjadi menu bekal wajib para petani untuk dimakan di ladang persawahan. Bahkan kononnya, nasi uduk awalnya dimasak dan dinikmati oleh rakyat kecil.
Kalau kamu ingin menikmati nasi uduk yang khas, ada dua kawasan yang terkenal sebagai tempat komunitas Betawi yaitu daerah Tanah Abang dan Rawa Belong.
Di sana, kamu bisa mencicipi nasi uduk dengan cita rasa yang khas dan lauk pauk yang beragam.
Menurut Pudentia, masyarakat bangsa Melayu melakukan perpindahan dari Malaka ke Batavia yang mana juga membawa masakan khasnya yakni nasi lemak.
Kemudian di Batavia, orang Melayu bertemu dengan orang Jawa yang mana sudah biasa menyantap nasi gurih.
Pudentia menjelaskan, “Kebudayaan Jawa masuk juga. Tahun 1628-1629 masuk kerajaan Mataram menyerang VOC. Jadi, di Betawi ada orang Melayu dan orang Jawa. Lalu dia menghasilkan nasi uduk."
Ditambahkan juga oleh Pudentia, percampuran nasi lemak dan nasi gurih sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.
Saat ini, nasi uduk sudah melekat erat dengan tradisi budaya Betawi yang tidak hanya disuguhkan untuk menu makan sehari-hari. Namun juga, menu sajian spesial di acara penting.
Nasi uduk mengandung berbagai bumbu seperti serai, daun salam, bawang putih, bawang merah, dan ketumbar, yang semuanya berkontribusi pada cita rasa yang khas.
Proses memasak nasi uduk juga biasanya melibatkan penggunaan santan kelapa, yang memberikan kelembutan dan kelezatan pada nasi.
Kekayaan rasa dan aroma dari bumbu-bumbu inilah yang membuat nasi uduk menjadi salah satu hidangan nasi yang paling dicintai di Indonesia.
5 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Jogja Serba Minuman, Dijamin Otentik dan Enak Banget
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR