SajianSedap.com - Telur adalah salah satu bahan makanan yang digemari oleh banyak orang dan kalangan.
Dibandingkan dengan daging dan ikan, harga telur lebih terjangkau sehingga berbagai kalangan bisa menjangkaunya.
Apalagi pengolahan telur cukup mudah dan beragam, sehingga tidak bosan mengonsumsinya jika diolah menjadi beragam hidangan.
Maka wajar banyak orang gemar mengonsumsi telur untuk lauk makan sehari-hari.
Lalu berbicara tentang berbagai jenis hidangan telur, kenikmatan telur tentu didapat telur yang masih segar.
Kesegaran telur bisa dilihat dari kapan telur dipanen, fisik yang mulus dan tidak pecah, atau bahkan dites dengan dicemplungkan ke dalam air yang sudah dilakukan banyak orang selama ini.
Namun Anda mungkin pernah menemukan telur retak yang dijual di pasaran, bahkan dengan harga murah yang mungkin membuat Anda tertarik bukan?
Nah, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana keamanan makan telur yang retak ini.
Untuk menjawab hal itu coba simak berikut ini.
Dikutip dari Our Everyday Live, telur retak bisa jadi aman dikonsumsi atau justru sebaliknya, berbahaya bagi tubuh.
Aman atau tidaknya mengonsumsi telur retak dapat dilihat dari kapan retakan pada telur itu terjadi.
Jika telur sudah retak saat masih di toko bahan makanan, sebaiknya hindari membeli dan mengonsumsi telur tersebut.
Tidak ada yang bisa memastikan berapa lama telur sudah retak dan dibiarkan di rak penjualan.
Bakteri akan masuk ke dalam putih atau kuning telur melalui retakan pada cangkangnya, seperti dikutip Better Homes & Gardens.
Peneliti asal Taiwan menemukan bahwa salmonela kemungkinan besar ditemukan dalam telur retak.
Dikutip dari laman Food and Drug Administration, kebanyakan orang yang terinfeksi salmonela akan mengalami diare, demam, kram perut, dan muntah selama 12-72 jam setelah terinfeksi.
Bahkan, bakteri penyebab keracunan makanan ini dapat menyebabkan kematian jika tersebar dari usus ke aliran darah dan tidak segera diobati dengan antibiotik.
Lain halnya dengan telur retak di supermarket, telur yang tidak sengaja retak bahkan pecah di rumah, masih aman dikonsumsi.
Namun, telur retak memerlukan penyimpanan dan pengolahan khusus daripada telur yang masih utuh.
Cara menyimpan telur segar tidak bisa asal ditaruh begitu saja di kulkas. Telur retak harus dimasukkan ke dalam wadah bersih dan kedap udara.
Selanjutnya, wadah berisi telur retak bisa disimpan di kulkas dan tahan hingga dua hari ke depan.
Jika ingin mengolah telur retak ini, kamu harus memastikan telur dimasak hingga matang untuk mematikan bakteri di dalamnya.
Suhu matang setiap olahan telur berbeda. Khusus omelet, telur rebus, dan frittata, telur bisa dimasak hingga mencapai suhu 71 derajat celsius.
Sementara telur dadar harus dimasak sampai dengan suhu 62-65 derajat celsius, serta telur orak-arik harus dimasak hingga mencapai suhu 62-70 derajat celsius.
Kita bisa menyimpan telur seperti biasa di karton telur dengan lebih awet. Caranya, balikan posisi telur di karton tiga kali dalam seminggu.
Metode ini ada kemungkinan gagal, terutama jika ada telur yang lupa dibalik.
Jika telur diletakan selama seminggu tanpa dibalik, mereka akan mulai membusuk setelah 25 hari atau lebih.
Sementara, metode membalikan telur dinilai mampu membuat seluruh bagian dalam cangkang tetap lembab.
Namun kuncinya ada pada telur yang masih segar dan belum pernah didinginkan atau disimpan di ruangan ber-AC.
Telur berumur dua atau 3 hari cenderung memiliki cangkang kental yang benar-benar buram.
Peningkatan suhu 20 derajat secara drastis akan mempengaruhi kualitas pemeliharaan telur.
Di negara dengan iklim dingin seperti Inggris, New England atau Kanada, telur tidak akan bertahan lebih lama dari 25 hari.
Terakhir, jangan mencuci telur saat akan disimpan. Jika ada kotoran di telur, cukup dengan disikat atau dilap dengan kain kering.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Apakah Telur Retak Aman Dikonsumsi?
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR