SajianSedap.com - Rawon menjadi salah satu kuliner khas Indonesia.
Kuliner dari Jawa Timur ini tak cuma enak, tapi juga memiliki karakter.
Salah satu yang menarik adalah hidangan ini memiliki kuah berwarna hitam pekat.
Hitam ini tak lepas dari penambahan kluwak dalam proses pembuatan rawon.
Sekilas bahan dapur ini memang jarang kelihatan di rak depan pedagang pasar.
Tak jarang kita harus meminta pedagang di pasar jika ingin membeli kluwak.
Sebelum membeli, kita harus memperhatikan beberapa hal terkait kluwak ini sendiri.
Karena jika salah beli, malah jadi rugi besar.
Executive Chef Hotel Santika Premiere Yogyakarta Totok Siswantoko mengatakan bahwa biji keluak berumur tua bagus untuk masakan.
Simak tiga cara mengetahui keluak yang tua dan berkualitas baik, agar kamu tidak salah pilih.
Saat memilih keluak di pasaran, kamu bisa mengocoknya terlebih dulu.
Keluak tua yang bagus tidak akan mengeluarkan suara nyaring.
Sementara, jika biji keluak hampir tidak mengeluarkan suara saat dikocok maka kemungkinan besar keluak tersebut sudah tua dan bagus untuk dikonsumsi.
Menurut Dosen Departemen Ilmu dan Tekonologi Pangan di Institut Pertanian Bogor Nuri Andarwulan, kulit atau cangkang keluak mengandung lemak yang cukup tinggi.
Jika kulit keluak pecah dan rusak, maka kandungan lemak yang ada akan teroksidasi oleh udara yang masuk.
Hal ini bisa memicu bau keluak menjadi tengik dan dapat menghilangkan cita rasa khas dari keluak.
Kalau kamu sudah membeli keluak tetapi tidak yakin dengan kualitas biji keluak tersebut, coba pecahkan keluak.
Keluak yang sudah tua dan bagus akan berwarna hitam pekat. Untuk memastikannya, coba cicipi keluak.
Jika terlalu pahit, maka keluak tersebut tidak layak digunakan sebagai bahan masakan.
Erick menyarankan untuk menumis bumbu dasar rawon terlebih dahulu sebelum dihaluskan.
"Kita sangrai (keluak) dengan bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, cabai sampai dia setengah matang atau tercium aromanya," tuturnya.
Menurut Erick, menumis bumbu dasar rawon sebelum dihaluskan dapat mencegah munculnya bau langu pada sajian rawon.
Jika sudah ditumis, bumbu dasar rawon bisa langsung dihaluskan menggunakan blender atau alat giling tradisional, lalu ditumis kembali.
"Di proses penumisan kedua, kita menggunakan empon-empon, daun jeruk, serai, bisa menggunakan lengkuas boleh, tidak juga gapapa, jahe juga boleh, yang penting basicnya kluwek, kalau tidak pakai keluak namanya bukan rawon," jelas Erick.
Selamat mencoba Sase lovers.
Baca Juga: Dinobatkan Jadi Sup Terenak di Dunia, Ini Fakta Menarik dan Sejarah Rawon
KOMENTAR