Kue keranjang terbuat dari tepung beras ketan, air, dan gula. Kue ini dikukus selama berjam-jam hingga karamelnya menjadi massa berwarna coklat tua.
Kue keranjang memiliki tekstur yang kenyal dan lengket. Kue ini rasanya manis berwarna cokelat dengan penampakan hampir mirip dodol.
Sementara kue bulan terbuat dari dua bagian, yaitu kulit dan isi.
Kulit kue terbuat dari tepung gandum, minyak, gula, dan sirup glukosa. Sementara isiannya terbuat dari pasta kacang, daging asin, telur asin, hingga pasta lotus.
Kue bulan tradisional berbentuk bulat dan sering dihiasi dengan stempel berbagai desain tradisional.
Nama kue keranjang berasal dari tradisi menyajikannya dalam keranjang anyaman sebelum dipotong dan dimakan.
Sementara kue bulan umumnya disajikan dalam kotak khusus dan dipotong menjadi bagian-bagian kecil sebelum disantap bersama teh atau kopi.
Kue keranjang dihidangkan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, tujuh hari menjelang tahun baru Imlek.
Kue keranjang yang dihidangkan sebagai sesaji biasanya tidak langsung dimakan, melainkan disimpan hingga Cap Go Meh atau malam ke-15 setelah Tahun Baru Imlek.
Kue bulan dihidangkan saat Festival Kue Bulan atau Mooncake Festival.
Festival ini dirayakan pada tanggal 15 bulan ke-8 dalam kalender tradisional Tiongkok. Pada tanggal ini, bulan berada di puncaknya dan terlihat paling terang.
Baca Juga: Tradisi Grebeg Sudiro untuk Merayakan Imlek di Solo, Ada Acara Bagi-bagi Ribuan Kue Keranjang
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR