Salah satu alasan utamanya adalah karena namanya, dalam dialek Hokkian, ong lai (yang arti harafiahnya adalah pir emas), juga memiliki idiom yang sama dengan "datangnya kemakmuran", rezeki, dan keberuntungan.
Di samping itu, warna emas serta manis dan lembutnya isi nenas juga bisa melambangkan rezeki yang manis, atau melimpah.
Pada awalnya, nastar lebih merupakan ritual keluarga, dimana setiap keluarga membuat kuenya sendiri dari resep turun-temurun.
Hanya saja, karena alasan kepraktisan, ritual ini perlahan menghilang.
Para pengusaha bakery lalu mengambil kesempatan ini untuk menjual kue nastar beberapa bulan sebelum Imlek.
Seringkali kue tersebut dijual dengan harga yang lebih mahal, namun dengan kualitas yang lebih baik.
Seiring dengan kesadaran untuk kembali ke tradisi, para pecinta nastar lalu memegang kembali prinsip-prinsip tradisi keluarga.
Yakni bahwa pineapple tarts seharusnya dibuat dengan tangan, dan merupakan sajian rumahan.
Meskipun kue kering ini pada dasarnya tersedia sepanjang tahun, namun citarasanya tak akan pernah sama dengan saat disajikan untuk Tahun Baru China.
Entah itu dipengaruhi oleh suasananya, atau karena keistimewaannya karena hanya memanjakan lidah kita setahun sekali.
Untuk membuat kue nastar, dibutuhkan nenas segar dan manis.
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR