SajianSedap.com - Nastar merupakan salah satu kue kering yang begitu populer di Indonesia.
Kue kering satu ini bahkan sering jadi salah satu makanan wajib saat Lebaran atau Natal.
Rasanya yang gurih dipadukan dengan selai nanas yang manis, membuat kue ini begitu digemari.
Apalagi dengan sensasi sedikit asam dari selai nanas, kue kering ini memiliki paduan rasa yang nikmat.
Nah bukan hanya saat Lebaran, sajian kue Nastar ini ternyata juga jadi salah satu sajian manis saat Imlek loh.
Ya, nastar merupakan salah satu kue kering khas Imlek yang biasanya ada di meja.
Tak hanya sekadar sajian pemanis saja, kue nastar juga memiliki makna khusus.
Sama seperti kue yang disajikan saat Imlek, nastar juga memiliki arti yang baik.
Lantas apa makna dibalik sajian nastas saat Imlek ini?
Yuk simak.
Kue nastar sudah lama menjadi penganan wajib pada Tahun Baru China.
Baca Juga: Momen Imlek Bersama Keluarga Jadi Tak Terlupakan Bersama
Salah satu alasan utamanya adalah karena namanya, dalam dialek Hokkian, ong lai (yang arti harafiahnya adalah pir emas), juga memiliki idiom yang sama dengan "datangnya kemakmuran", rezeki, dan keberuntungan.
Di samping itu, warna emas serta manis dan lembutnya isi nenas juga bisa melambangkan rezeki yang manis, atau melimpah.
Pada awalnya, nastar lebih merupakan ritual keluarga, dimana setiap keluarga membuat kuenya sendiri dari resep turun-temurun.
Hanya saja, karena alasan kepraktisan, ritual ini perlahan menghilang.
Para pengusaha bakery lalu mengambil kesempatan ini untuk menjual kue nastar beberapa bulan sebelum Imlek.
Seringkali kue tersebut dijual dengan harga yang lebih mahal, namun dengan kualitas yang lebih baik.
Seiring dengan kesadaran untuk kembali ke tradisi, para pecinta nastar lalu memegang kembali prinsip-prinsip tradisi keluarga.
Yakni bahwa pineapple tarts seharusnya dibuat dengan tangan, dan merupakan sajian rumahan.
Meskipun kue kering ini pada dasarnya tersedia sepanjang tahun, namun citarasanya tak akan pernah sama dengan saat disajikan untuk Tahun Baru China.
Entah itu dipengaruhi oleh suasananya, atau karena keistimewaannya karena hanya memanjakan lidah kita setahun sekali.
Untuk membuat kue nastar, dibutuhkan nenas segar dan manis.
Nenas diparut, lalu dimasak dengan api kecil sampai gulanya mengkaramel.
Campuran ini lalu dituangkan di atas butter pastry.
Ada banyak variasi mengenai cara membungkus isian nenas ini.
Ada kue nenas yang bentuknya lempengan kecil dengan nenas di atasnya, ada yang mirip kue pai, sisanya tampil dalam bentuk kue nastar yang biasa kita kenal.
Tekstur pastry-nya pun dibuat sesuai selera.
Ada yang empuk dan mudah hancur, ada pula yang renyah.
Selain kue nenas, masih banyak penganan serbamanis lain yang hanya disajikan saat Imlek (disebut nian gao, atau kue tahunan).
Lapis Legit atau Lapis Surabaya juga kerap disuguhkan sebagai desert saat bersantap bersama keluarga.
Lapis Legit yang dibuat selapis demi selapis, melambangkan kekayaan yang berlapis-lapis.
Rasa manis tak hanya diwujudkan dalam bentuk kue kering, tetapi juga buah-buahan dan kudapan lain.
Keluarga-keluarga yang merayakan juga biasa membawa bingkisan berupa jeruk manis ketika mengunjungi kerabat mereka.
Jeruk sendiri merupakan simbol hubungan yang awet, dan limpahan kebahagiaan.
Pendek kata, semuanya merupakan simbol-simbol kebaikan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Manisnya Kue Nastar untuk Imlek
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR