Hal ini dapat mengakibatkan jarangnya buang air besar dan kesulitan membuang kotoran.
"Dalam jangka pendek, mengonsumsi keju dalam jumlah besar dapat langsung menyebabkan rasa tidak nyaman dan kembung, sedangkan konsumsi berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan sembelit kronis,” jelas Sabat.
“Mengonsumsi kasein, protein yang ditemukan dalam susu dan komponen utama keju, berpotensi menimbulkan berbagai efek samping dan masalah kesehatan. Salah satu efek samping signifikan terkait konsumsi kasein adalah peradangan,” kata Sabat.
“Pada beberapa individu, kasein dapat memicu respon imun dan berkontribusi terhadap peradangan dalam tubuh.
Respon inflamasi ini dapat bermanifestasi dalam berbagai gejala, termasuk masalah pencernaan, masalah kulit, ketidaknyamanan pernafasan, dan bahkan nyeri sendi.
Alergi atau sensitivitas sebenarnya terhadap kasein, sistem kekebalan tubuh mengenali kasein sebagai ancaman dan melepaskan mediator inflamasi, yang menyebabkan reaksi merugikan,” jelasnya.
“Keju merupakan sumber yang kaya lemak dan dapat memicu sakit maag pada individu yang rentan,” kata Sabat.
“Jika dikonsumsi berlebihan, kandungan lemak tinggi pada keju dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah (LES), yaitu otot yang biasanya mencegah asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
Hal ini dapat mengakibatkan rasa terbakar di dada dan tenggorokan, dia menjelaskan.
Seiring waktu, sakit maag kronis dapat merusak lapisan esofagus dan menyebabkan kondisi yang lebih serius seperti penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
Tentu masih banyak efek lain yang bisa Anda rasakan saat mengonsumsi keju terlalu banyak.
Jadi sebaiknya konsumsi secara bijak keju agar efek buruk tidak terjadi.
Baca Juga: Tips Merebus Kacang Hijau Agar Cepat Empuk Namun Tidak Pecah dan Hancur, Rendam Dulu dengan Air
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR