SajianSedap.com - Umat muslim saat ini tengah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Puasa ini dijalankan bagi yang berkewajiban selama satu bulan lamanya.
Agar puasa selama 12-13 jam per harinya kuat dijalankan, penting untuk makan sahur sebelum berpuasa.
Makanan sahur dapat memberikan energi pada tubuh selama berpuasa. Namun penting untuk memperhatikan makanan apa yang dikonsumsi.
Sampai saat ini masih banyak orang memilih untuk makan mi instan saat sahur karena praktis dan cepat disiapkan.
Saat sahur, waktu untuk makan sangat terbatas karena umumnya sahur dilakukan menjelang waktu subuh.
Mi instan merupakan pilihan yang populer karena dapat disiapkan dalam waktu singkat, cukup dengan mendidihkan air dan menambahkan bumbu ke dalam mi.
Selain itu, mi instan juga memberikan rasa kenyang yang cukup untuk memulai puasa seharian.
Sayangnya, banyak pakar kesehatan yang mengatakan bahwa makan mi instan saat sahur atau buka puasa memiliki efek yang buruk bagi tubuh.
Menurut ahli gizi RS Indriati Solo Baru, Rista Yulianti Mataputun, SGz, sahur dengan mi instan sangat tidak dianjurkan karena kandungan gizinya yang tidak cukup untuk menyokong tubuh selama puasa.
Kandungan dalam mi instan hanya mengandung sebagian besar karbohidrat atau kalori yang akan membuat orang yang mengonsumsinya lebih cepat lapar.
Sehingga penting untuk mengisi tubuh dengan bahan-bahan makanan bergizi seimbang seperti sumber energi, protein, lemak, dan serat.
Baca Juga: Butuh Menu Sahur Berkuah Nikmat? Hadirkan Resep Sup Telur Jagung Saja!
Disampaikan pula oleh dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp. GK, alasan tidak baiknya hanya mengkombinasikan mi instan dengan nasi.
Juwalita menyampaikan, “Kelebihan karbohidrat akan menyebabkan kantuk. (Jadi) seratnya harus disesuaikan, misalnya dengan menambahkan buah yang tinggi serat.”
Menurut pakar gizi, dr. Samuel Oetoro, SpGK, sahur yang ideal terdiri dari beras merah atau karbohidrat lain yang tinggi serat, ikan atau daging ayam yang tidak digoreng sebagai sumber protein, serta sayur dan buah yang tinggi air.
Namun, bagaimana jika tidak ada karbohidrat lain dan terdesak harus makan mi instan?
Juwalita menyatakan bahwa sahur dengan nasi dan mi instan diperbolehkan selama serat dan proteinnya mencukupi.
Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan telur atau daging ke menu nasi dan mi instan, atau menambahkan sayur dan buah.
Perlu juga diperhatikan jumlah serat dengan jumlah karbohidrat agar proporsional, yaitu serat setidaknya harus 10 persen dari karbohidratnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh ahli gizi Rista Yulianti, SGz. Lebih baik jika ditambahkan sayuran.
“Sayur mengandung serat sehingga rasa kenyang lebih lama,” ujar Rista.
Ternyata banyak ahli yang mengatakan pendapat serupa mengenai hal ini. Dokter Spesialis Gizi Klinik Saptawati Bardosono mengutarakan bahwa jika terpaksa harus makan mi instan, tambahkanlah telur dan sayuran agar membuat Anda lebih bertenaga saat berpuasa.
Anda tidak boleh melewatkan waktu sahur saat puasa.
Tubuh Anda bergantung pada makanan terakhir yang Anda makan untuk memberi semua nutrisi dan energi hingga berbuka puasa. Sehingga, sahur memperpanjang ketahanan Anda untuk puasa.
Selama puasa Ramadhan, sahur seperti sarapan yang sangat penting karena menjadi sumber energi untuk mengawali hari Anda dan mencegah lemas di siang hari.
Selain itu, melewatkan sahur juga mendorong makan berlebihan saat berbuka, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak sehat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Alasan Tak Boleh Sering Sahur dan Berbuka Puasa dengan Mi Instan
Baca Juga: 5 Menu Buka Puasa Unik Khas Aceh, Ada yang Dibagi-bagi Gratis Di Masjid
5 Cara Aman Hilangkan Panu di Kulit, Gak Perlu Obat Tetes yang Rasanya Panas saat Dipakai
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR