Pohon Kepel di beberapa daerah di Indonesia dikenal juga sebagai buah dan pohon kecindul, cindul, simpol, burahol, dan turalak.
Dalam bahasa Inggris tumbuhan langka ini dikela sebagai Kepel Aple.
Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Stelechocarpus burahol.
Nama buah kepel sendiri sebenarnya disebabkan karena ukuran buah ini hanya sebesar kepalan tangan orang dewasa.
Namun siapa sangka bahwa buah ini memiliki nilai filosofi Adiluhung yaitu, sebagai perlambangan kesatuan dan dan keutuhan mental serta fisik karena ringan seperti halnya tangan yang terkepal.
Selain menghilangkan bau badan, buah ini juga dipercaya sebagai salah satu sarana kontrasepsi sebagai sterilisasi wanita (KB) oleh karena itu buah ini menjadi kegemaran para putri keraton karena menyimpan berbagai khasiat dibidang kecantikan.
Selain itu, manfaat yang diperoleh jika mengonsumsi buah kepel.
Daging buah kepel dipercaya berkhasiat memperlancar air kecil hingga pencegahan inflamasi ginjal. Daunnya dapat dimanfaatkan untuk mengurangi asam urat dan lalap daun kepel mampu menurunkan kadar kolesterol.
Fakta lainnya adalah akar, biji, dan buahnya mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
Saat ini buah kepel dikenal sebagai obat herbal untuk membersihkan darah, serta menguatkan liver, paru-paru hingga ginjal.
Adanya anggapan bahwa pohon kepel atau burahol ini merupakan pohon keraton yang hanya pantas di tanam di kawasan istana menyebabkan terjadinya kelangkaan.
Selain itu, masyarakat juga merasa malas untuk membudidayakan buah kepel yang bercita rasa manis ini karena buah ini dipenuhi dengan biji.
Kini pohon langka tersebut dapat ditemui di kawasan Keraton Yogyakarta, Taman Kyai Langgeng Magelang, Kebun Raya Bogor, dan Universitas Gadjah Mada.
Baca Juga: Cara Menyimpan Serai, Apakah Harus di Kulkas atau Tidak Agar Tetap Wangi
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR