SajianSedap.grid.id - Makanan selalu jadi hal yang menarik untuk dikulik dimana pun, tak terkecuali juga di pesawat.
Bagi banyak orang, makan juga dijadikan cara menghabiskan waktu saat terperangkap di udara.
Meng-explore aneka sajian berbeda di maskapai pesawat yang berbeda juga bisa jadi hal yang menarik untuk diamati.
Walau terlihat menarik dan cantik, ternyata menyajikan makanan di pesawat bukanlah hal sepele, lo.
Perlu banyak pertimbangan dan perhitungan yang tidak mudah.
Salah-salah makanan bisa jadi tidak enak dan mengecewakan pelanggan.
Hal inilah yang masih menjadi rahasia dan fakta yang belum banyak diketahui masyarakat.
Buat anda yang penasaran, yuk kita simak serba serbi unik makanan pesawat berikut ini.
1. Makanan dan minuman terasa berbeda di darat dan udara
Sebuah penelitian yang dilakukan Katia Moskvitch menunjukkan bahwa saat berada di ketinggian, indera perasa manusia berubah atau bahkan hilang.
Hal ini juga dikuatkan oleh Russ Brown, Direktur In-Flight Dining & Retail at American Airlines.
Brown mengatakan bahwa kuncup lidah dan indera pencium merupakah dua hal pertama yang hilang pada ketinggian 30.000 kaki, dan rasa adalah kombinasi keduanya.
Itulah mengapa makanan dan minuman bisa terasa berbeda di darat dan di udara.
(Baca juga: Stok Kering Tempe Dijamin Renyahnya Tahan Lama Kalau Pakai Tips Ini)
(Baca juga: Bubur Sumsum Tidak Akan Menggumpal Lagi Kalau Kita Ikuti Tips Mudah Ini)
2. Tekanan udara dan kelembaban menurunkan rasa asin dan manis
Ketika berada di ketinggian, udara menjadi kering dan menurunkan selera makan.
Pada ketinggian 30.000 kaki, kelembaban kurang dari 12%, lebih kering dibandingkan sebagian besar gurun pasir.
Pada kondisi ini rasa manis dan asin turun 30%.
Sedangkan asam, pahit dan rasa berempah hampir tidak berubah.
Hal ini menyebabkan rasa makanan menjadi jadi 2x lebih hambar dibandingkan di daratan.
Koki maskapai pun perlu menyiasati hal ini dengan menambah jumlah garam dan bumbu lebih banyak.
(Baca juga: Bukan Mustahil Membuat Kue Cucur Berserat Cantik Asal Tahu Trik Ini, Catat Ya!)
(Baca juga: Manis dan Lembutnya Balok Puding Kelapa Muda, Sempurna Memanjakan Lidah)
3. Suara bising membuat bumbu lebih menonjol
Ternyata bukan hanya hidung dan mulut yang berpengaruh pada rasa makanan, kuping ternyata juga mengambil peranan penting.
Charles Spence, profesor psikologi eksperimental di Universitas Oxford menunjukan bahwa suara bising memiliki pengaruh pada rasa makanan.
Suara bising akan membuat rasa asin dan manis menurun, digantikan dengan rasa rempah dan bumbu seperti sereh dan kapulaga yang meningkat.
4. Microwave tidak digunakan di pesawat
Banyak yang salah sangka jika makanan pesawat dipanaskan dengan microwave.
Padahal microwave dan kompor adalah dua hal yang dilarang di pesawat.
Pemanasan di pesawat dilakukan dengan menggunakan oven konfeksi yang mengeluarkan udara panas dan kering ke arah makanan.
5. Simulasi Kabin untuk Chef Singapore Airlines
Singapore Airlines mempunyai simulasi kabin pesawat di pusat katering untuk pesawat di Bandara Changi Singapura.
Dapur mereka dibuat semirip mungkin dengan pesawat mulai dari tekanan, kelembaban, suara hingga goncangan.
Hal ini dilakukan agar para koki bisa menghasilkan makanan terbaik di udara.
(Baca juga: Simpan Tahu Dengan Cara Ini, Dijamin Tidak Jadi Asam)
(Baca juga: Bosan dengan Nasi Putih? Coba 5 Variasi Nasi yang Enaknya Keterlaluan)
6. Austrian Airlines punya makanan Business Class terenak
Sajian makanan kelas bisnis terenak dipegang oleh Austrian Airlines.
Bagaimana tidak, untuk mebuat makanannya maskapai ini bekerja sama dengan restoran ternama Do & Co.
Restoran ini sudah terkenal di kota-kota besar di Eropa, seperti London, Munich, New York, dan Wina.
Penerbangan ini juga menyiapkan 11 jenis kopi terbaik Austria bagi penumpang yang ingin melakukan perjalanan jauh.
Bahkan, penumpang juga bisa memesan menu diet jika membutuhkan.
Bagaimana ? ada banyak fakta makanan di pesawat yang membuat Anda tercengang, kan?
Ternyata tekanan udara, kelembaban dan suara bising mempengaruhi rasa makanan di pesawat.
Menarik ya!
Sumber dok. bbc.com
Foto dok. womensweekly.com.sg
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR