SajianSedap.com - Kopi dan gaya hidup, tampaknya makin lekat saja dengan kalangan milenial saat ini.
Bukan sekadar untuk dinikmati, sejumlah milenial pun berani menjadikan kopi ladang rezeki sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi yang lain.
Mereka pun tak sekadar menyajikan kopi, tapi juga suasana saat menyesapnya juga cerita di balik secangkir kopi.
Baca Juga : Sering Kulineran Di Luar Negeri, Aksi ‘Kampung’ Syahrini Saat Di Paris Bikin Ngakak Warganet
1. Kopi Susu Bu Lurah, Menikmati Kopi Bernuansa Tempo Dulu
Jl. Setiabudi Tengah No. 11, Jakarta SelatanInstagram: @kopisusubulurah
Ketika hampir semua kedai kopi menawarkan konsep modern dan kekinian, Kopi Susu Bu Lurah justru melawan arus dengan mengusung konsep tradisional dan etnik.
Aroma dan rasa kopinya terasa sederhana dan khas, begitu juga desain kedainya.
Satu sruputan kopi sambil melihat keliling kedai, akan membawa foodies menuju tempat dan masa yang berbeda.
Sederhana, begitulah gambaran paling pas untuk kedai kopi susu satu ini.
Dari nama, konsep, hingga rasa kopinya, semua dibuat serba sederhana dan khas.
Nama Bu Lurah dipilih sebagai identitas kedai kopi yang mengusung konsep etnik dan tradisional.
Baca Juga : Menikmati Asrinya Taman Bungkul, Surabaya Sambil Nikmati Kuliner Lezat Khas Jawa Timur
“Kami pikir nama kedai kopi yang western sudah terlalu banyak. Maka, kami ingin sesuatu yang beda. Yang ramah di telinga orang Indonesia. Kami pilihalah Kopi Susu Bu Lurah,” terang co-founder, Erza Taufiqurrakhman.
Menurut Erza, Kopi Susu Bu Lurah pertama kali didirikan pada September 2017 di Setiabudi, Jakarta Selatan dan saat ini sudah memiliki 1 cabang lain di Fatmawati.
Kedua kedai memiliki konsep sama, mengedepankan kesan tradisional dengan memasang ornamen tempo dulu, seperti pigura, wayang kulit, dan botol-botol jamu.
Dalam sekejap imaji setiap pengunjung akan bernostalgia ke masa lalu.
Tradisionalitas ini lantas ditunjukkan juga pada cara penyajian kopinya, yang selalu didampingi sepiring kacang sukro dan rokok jagung yang khas dengan gaya ngopi ala Jawa tradisional.
“Kami tak hanya menghadirkan kopi, tapi juga experience. Jadi di kota besar seperti Jakarta, orang-orang masih bisa merasakan suasana ngopi seperti di kampung. Asri dan tradisional,” tutur Erza.
Baca Juga : Festival Jajanan Bango 2019, Tetap Menjaga Tradisi Warisan Kuliner Nusantara
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Tidak hanya itu, metode penyeduhan kopi di Kopi Susu Bu Lurah pun masih terbilang lawas.
Sang barista menggunakan mesin rok presso untuk proses ekstraksi biji kopinya.
Cara yang sudah lama ditinggalkan kedai-kedai kopi modern lainnya.
“Justru dengan cara ini, hasil kopi yang kami dapatkan terasa lebih lembut dan masuk ke semua lidah.
Bahkan mereka yang tak bisa minum kopi, bisa minum karena ekstraknya tak terlalu kuat,” tambah ia.
Untuk lebih memberikan kesan lembut dan gurih, Kopi Susu Bu Lurah menambahkan racikan lain pada kopinya, yakni gula aren dan biji kopi yang langsung diambil dari petani kopi di Jawa Barat dan Jawa Timur. Kopinya terasa begitu fresh, kekinian namun tetap sederhana.
Dengan rasa sederhana tapi kekinian inilah Kopi Susu Bu Lurah yang juga nama salah satu menunya, menjadi favorit.
Begitu pula Kopi Susu Bu Lurah Greng, dengan rasa kopi yang lebih tajam.
Harga segelas kopinya, Rp 15 ribu-Rp 32 ribu.
Baca Juga : Cuma Sejam dari Jakarta, Yuk Cobain Kuliner Seru dan Murah di Cibubur
2. Kopi Tuli, Mengerti Kopi Melalui Isyarat
Kindo Square A9, Duren Tiga, Jakarta SelatanInstagram: @koptul.id
Tanpa kata dan suara, kopi bicara melalui isyarat yang tergambar dari gerak bibir dan gerak tangan. Pengalaman menyuruput kopi pu jadi terasa lebih bermakna.
Kopi Tuli (Koptul) bukanlah sembarang kedai kopi.
Semua karyawan di kedai ini adalah orang-orang yang tak mampu mendengar.
Putri Samphagita Tri Snawinny Santoso, sang co-founder menyebut, mereka sebagai teman-teman Tuli (dengan T besar), bukan tunarungu.
Putri bersama 2 kawannya, Muhammad Andika Prakoso dan Tri Erwinsyah Putra yang juga Tuli, membangun Kopi Tuli untuk menjembatani komunikasi antara teman-teman Tuli dengan teman-teman dengar.
Ketiganya ingin Tuli tak lagi dipandang sebelah mata.
Kesetaraan yang mereka perjuangkan.
Baca Juga : Wisata Kuliner di Taman Apsari, Surabaya, Dari Sedapnya Nasi Krengsengan Hingga Roti Khas India Kaya Rempah
“Konsepnya tidak murni bisnis, tapi juga pemberdayaan orang-orang difabel,” kata Putri.
Melalui Kopi Tuli, 3 anak muda kreatif ini mampu menciptakan pengalaman menyeruput kopi yang unik dan lebih bermakna.
Bagaimana tidak, tiap pelanggan perlu memesan kopin dengan bahasa isyarat.
“Kami sertakan gambar isyarat dari A-Z pada tiap kopinya. Jadi pesannya cukup dengan membentuk isyarat-isyarat dengan tangan,” ujar Putri dengan bahasa isyarat dan gerak bibir yang cukup jelas.
Sebagai contoh, jika memesan kopi berlabel huruf A, pelanggan cukup membentuk tangan menyerupai huruf A kepada kasir, dan secara otomatis petugas kasir yang juga Tuli akan langsung mengerti.
Isyarat ini berlaku untuk semua menu kopi, tinggal menyesuaikan huruf yang tertera.
Karakter kopi yang ditawarkan Kopi Tuli juga unik.
Putri mengatakan, kopi-kopinya memiliki rasa dan karakter mirip sang penciptanya.
“Misalnya Kosu Wings yang diciptakan Erwin, sesuai karakter Erwin yang lembut,” tutur wanita berkacamata itu.
Baca Juga : Takut Wisata Kuliner Di Korea Selatan? Ini Dia Halal Food Rekomendasi Yang Bisa Ditemukan Di Seoul!
Ada juga Kosu Koso yang lebih kuat, sesuai karakter Andika dan Kosu Siput yang barkarakter lincah seperti Putri.
Putri menyebut, karakter itu didapat dari hasil eksperimen berulang-ulang menggunakan pelbagai macam kopi.
Hasilnya, kopi arabika dari petani di Ciwidey, Bandung paling cocok untuk kopi-kopi tadi.
“Rasa biji kopinya lebih lembut dan renyah,” tambahnya.
Kopi Tuli juga menyematkan nama-nama bagi kopi-kopi lainnya, diambil dari alam seperti Kopi Awan, Kopi Tanah, Marmer Hitam, Laut Biru, dan Matahari.
“Dari semua kopi, Kosu Wings dan Kosu Koso paling favorit. Keduanya sama-sama campuran kopi, susu, dan gula aren. Bedanya, Kosu Koso punya rasa kopi lebih kuat, sementara Kosu Wings lebih lembut,” tambahnya sambil mengatakan, harga segelas kopinya Rp 19 ribu-Rp 21 ribu.
3. Fore Coffee, Meracik Teknologi Jadi Kopi Berkualitas Tinggi
Jl. Senopati No. 77, Jakarta SelatanInstagram: @fore.coffeee
Dengan mesin kopi terbaru, Fore Coffee mampu menghadirkan rasa kopi beraroma khas dan melenakan.
Lengkap dengan konsep kedainya yang modern dan kekinian, Fore mengubah kata ‘kopi’ menjadi sesuatu yang lebih ekslusif dan berkelas.
Baca Juga : Prediksi Usaha Kuliner yang Cocok untuk 12 Shio di Tahun Babi Tanah, Apa Kata Shio-mu?
Jika mayoritas orang Indonesia menganggap kopi sebagai minuman yang merakyat, Fore Coffee justru menjadikan kopi sebagai minuman ekslusif dan berkelas.
Tentunya ddalam makna yang positif.
Kopi yang ditawarkan Fore Coffee sangat spesial dan istimewa.
Perlakuan terhadap kopinya benar-benar diperhatikan dan tak main-main.
Cara penyeduhannya punya standar tersendiri demi menghasilkan kopi berkualitas tinggi.
“Sejak awal, kami berkomitmen mengucurkan investasi besar untuk kualitas kopinya. Kami ingin memberikan sesuatu yang lebih baik daripada kedai kopi yang sudah ada,” tutur Elisa Suteja, Deputy CEO dan Co-Founder Fore Coffee.
Investasi dikucurkan mulai dari alat penyeduh kopi hingga biji kopinya.
Fore memanennya langsung dari petani kopi di Flores, Bali, dan Aceh.
Ketiga biji kopi berkarakter beda tadi di-blend menjadi satu untuk memberikan aroma kopi yang khas ala Fore.
Untuk alat, mulai dari grinder hingga presso, Fore menggunakan mesin berteknologi paling baru, guna memastikan rasa kopinya memiliki standar dan kualitas tinggi.
Baca Juga : Bingung Weekend Mau Kemana? Wisata Kuliner di Bogor Cobain Sate Bumbu Manis, Pedas dan Gurih Ini
“Untuk kedainya, kami desain dengan gaya modern dan sentuhan hijau sintetis. Kami berupaya memanjakan kenyamanan bagi mereka yang senang menghabiskan waktu di kedai kopi, baik untuk sekadar nongkrong atau meeting,” papar ia.
Dengan cara-cara ini, Fore Coffe berhasil menempatkan ‘kopi’ dalam tatanan kata yang lebih tinggi nilainya: ekslusif dan berkelas.
Tetapi jika dilihat dari sisi harga, kopi di Fore Coffee terbilang masih ramah di kantong, Rp 28 ribu-Rp 42 ribu000.
Jauh lebih murah dibandingkan harga kopi di kedai-kedai ternama di Jakarta.
“Saat ini, kami sudah punya 20 outlet di Jakarta. Jadi mudah ditemukan di mana saja,” tutur Elisa.
Sementara bagi yang tak punya waktu datang ke kedai kopi, Fore Coffee punya aplikasi khusus untuk pesan dan antar jarak jauh.
Anda bisa unduh aplikasi Fore Coffee di Playstore ataupun Appstore untuk melakukan pemesanan.
Fore Coffee punya 2 menu favorit yang patut dicoba, yaitu Fore Pandan Latte (coffee latte dengan ekstraksi pandan) dan Rose Latte (coffee latte dengan ekstraksi bunga mawar).
Keduanya punya rasa yang khas dan aroma yang bakal bikin Anda terlena.
Baca Juga : Marathon Aksi Peduli Wakuliner, Cara Seru Beramal Ala Tim Wakuliner!
4. Kopi Janji Jiwa, Sajikan Kopi Dari “Hati Untuk Hati”
ITC Kuningan, Jakarta Selatan dan sejumlah lokasi lain di JabodetabekInstagram: @Kopijanjijiwa
Kopi dari hati.
Itulah tema yang dibawa Kopi Janji Jiwa untuk rasa dan harga kopinya yang merakyat. K
onsepnya sederhana, namun merasuk ke jiwa.
Kopi Janji Jiwa hadir dengan konsep yang puitis dan filosofis. Kepuitisan itu terlihat dari tagline-nya yang berima ‘i’, “Kopi dari Hati”.
Nada dan diksi yang dipilih begitu manis. Seperti janji seorang kekasih kepada pasangannya yang tengah di mabuk cinta.
“Janji jiwa”, begitu mereka menyebutnya.
“Kopi yang cocok bagi banyak kalangan, dari sisi rasa maupun harga,” tutur Tubagus Darmawan, Operational Manager PT Luna Boga Narayan, perusahaan yang menaungi franchise Kopi Janji Jiwa.
Kopi Janji Jiwa menganut paham ‘kopi adalah hak semua umat’.
Baca Juga : Kuliner Unik Paling Baru, Ada Pasta Berwarna Biru Terang Hingga Es Krim Terberat di Dunia!
Maka, mereka meracik kopi dengan cara yang sederhana agar bisa dinikmati semua kalangan.
Biji kopinya dipilih yang cukup terjangkau, namun tak mengabaikan kualitas.
Biji kopinya tetap pilihan berkualitas jempolan.
Diambil langsung dari petani di Lampung.
“Kami sudah lakukan proses testing dengan kopi-kopi lain. Dan hasilnya kopi dari petani Lampung paling nge-blend dengan racikan kami. Pas dengan susu dan gula arennya,” ungkap Darma.
Kopi Janji Jiwa juga menggunakan konsep grab and go di hampir setiap kedainya.
Konsep ini bertujuan untuk menjemput semua permintaan dari pelanggan yang ingin menikmati kopinya.
Pelanggan bisa memesan via aplikasi ojek online, seperti Grab atau GoJek untuk bisa menikmati kopi di manapun mereka berada.
“Siapapun bisa menikmati Kopi Janji Jiwa, karena kami sudah punya 100 lebih outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Ada di Jakarta, Makassar, Bali, Maluku dan Medan,” kata Darma.
Soal harga,sesuai konsepnya yang merakyat, tentu saja cukup terjangkau, yakni Rp15 ribu-Rp 30 ribu.
Nah, bagi Anda, ada 2 rekomendasi kopi yang patut dicoba.
Pertama, es kopi susu, campuran kopi, susu dan gula aren.
Kedua, es susu matcha, favorit para wanita.
Kedua kopi ini punya rasa yang lembut dan meresap di jiwa. (RIMBUN ANGIN SAMUDERA)
Baca Juga : Menurut Para Chef, Ini Trend Kuliner dan Pastry di Tahun 2019 yang Bakal Jadi Hits