WHO Menyebut Jika Perokok Menyumbangkan Angka Tertinggi dari Pasien Virus Corona yang Meninggal Dunia, Kok Bisa?
Sajiansedap.com - Wabah virus corona sampai detik ini masih menjadi momok yang menakutkan bagi dunia.
Berbagai upaya terus dilakukan agar bisa menekan angka kematian akibat wabah virus corona.
Baru-baru ini ada kabar terbaru terkait virus corona.
Baca Juga: Zumba di Rumah Aja Pasti Enggak Bikin Malas Kalau Pakai 6 Tips Ini
Para ilmuwan dari Cold Spring Harbor Laboratory, New York, Amerika Serikat (AS) melakukan penelitian mengenai apakah seorang perokok memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi terinfeksi wabah Virus Corona COVID-19.
Lalu apa ya kira-kira hasil dari penelitian tersebut?
Penasaran kan?
Mari kita simak bersama ulasannya.
Hasil Penelitian
Ahli Genetika Kanker Jason Sheltzer melihat ekspresi Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2), protein yang mengikat Covid-19 dan bisa menjadi jalan virus corona baru menuju sel.
Pada manusia, paru-paru bertindak sebagai salah satu lokasi utama produksi ACE2.
"Kami menemukan bahwa merokok menyebabkan peningkatan signifikan dalam ekspresi ACE2, yaitu protein yang digunakan Covid-19 untuk memasuk ke sel manusia," ungkapnya, seperti dikutip dari situs Medical News Today (29/05/20).
Sementara itu, rokok hingga kini masih jadi permasalahan serius di Indonesia.
Baca Juga: Keren Banget! Ada Gerakan Barista Asuh untuk Bangkitkan Semangat Barista Terdampak COVID-19
Baca Juga: Kabar Baik! China Sebut Siap Pasarkan Vaksin Virus Corona, Sudah Lolos Uji Coba dengan Cara Ini
Dengan tingginya jumlah perokok, bukan tidak mungkin berpengaruh pada angka kematian akibat virus corona yang cukup tinggi di Indonesia.
"Indonesia melihat adanya peningkatan kematian akibat Covid-19 yang luar biasa dibandingkan negara lain dan salah satu alasannya adalah kebiasaan merokok," perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr N. Paranietharan dalam Webinar Hari Tanpa Tembakau Sedunia Kementerian Kesehatan RI, Selasa (2/6/2020).
Terdapat penelitian dari menunjukkan dari 9.025 pasien Corona sekitar 17,8% yang perokok mengalami kondisi yang buruk.
Sedangkan yang bukan perokok, hanya mengalami perburukan sebanyak 9,3 %. Artinya, merokok hampir dua kali lipatnya meningkatkan risiko terjadinya kefatalan dari Covid-19.
Persentase kematian akibat Covid-19 di Indonesia berkisar di angka 6%. Padahal rata-rata negara Asia hanya di angka 2-3%.
"Ini adalah waktu yang tepat kita harus menghentikan dan mengontrolnya (tembakau) untuk mencegah terjadinya perburukan atau bahkan kematian akibat Covid-19," tambah Paranietharan.
Perokok juga berisiko tinggi mengalami penyakit jantung dan pernapasan, yang merupakan faktor risiko mengembangkan penyakit parah atau kritis dengan Covid-19.
Baca Juga: Kabar Baik Datang dari Vaksin Virus Corona, 'Hasil ini Merupakan Tonggak Penting'
"Indonesia adalah salah satu negara yang belum tergabung dalam WHO tobacco control dan ini menjadi hal yang tidak bagus bagi Indonesia dan mungkin dengan adanya Covid-19 bisa menjadi waktu yang tepat untuk meratifikasi FCTC dan bergabung bersama negara lain untuk mengentaskan permasalahan rokok," pungkasnya.
Kembali ke penelitian soal merokok, menunjukkan bahwa merokok dalam waktu lama dapat menyebabkan peningkatan ACE2 di paru-paru dan mungkin menghasilkan tingkat kesakitan atau morbiditas yang lebih tinggi terhadap pasien Covid-19.
"Bukti dari percobaan tikus menunjukkan bahwa kadar ACE2 yang lebih tinggi membuat tikus lebih rentan terinfeksi Virus Corona sehingga mereka mati lebih cepat," tutur Sheltzer.
Artikel Berlanjut Setelah Video di Bawah ini :
Untuk menilai dampak langsung merokok terhadap ekspresi ACE2 di paru-paru, Sheltzer lalu membandingkan ekspresi gen ACE2 dari jaringan epitel paru-paru orang yang merokok secara teratur dengan mereka yang tidak pernah merokok.
"Kami menemukan bahwa merokok menyebabkan peningkatan signifikan dalam ekspresi ACE2," paparnya. Penelitian itu mencatat bahwa perokok menghasilkan 30 hingga 55% lebih banyak ACE2 daripada mereka yang tidak merokok.
Seakan memperkuat, Direktur Institute of Clinical and Translational Research di Baylor College of Medicine, AS, Christopher I Amos, melaporkan ada peningkatan 25% dalam ekspresi ACE2 dalam jaringan paru-paru milik orang yang merokok sedikitnya 100 batang selama hidup mereka jika dibandingkan bukan perokok.
Ia bersama peneliti lainnya juga menemukan bahwa merokok mengubah ekspresi gen sel di paru-paru sehingga gen ACE2 lebih tinggi diekspresikan dalam sel piala, yaitu sel yang mengeluarkan lendir untuk melindungi selaput pembungkus organ paru-paru.
"Efek merokok yang signifikan pada ekspresi paru ACE2 yang diidentifikasi dalam penelitian ini menunjukkan tidak hanya peningkatan titik masuk untuk virus seperti Covid-19, tetapi juga dapat menunjukkan peningkatan risiko masuknya virus ke paru-paru perokok," kata Amos, seperti dikutip dari Science Daily.
Dapatkan aneka resep praktis dan mudah langsung dari handphone sase lovers dengan berlangganan emagz tabloid saji dengan klik di sini
Artikel Telah Ditayangkan di health.grid.id dengan Judul, WHO Sebut Jumlah Perokok Sumbang Kematian Tinggi Pasien Covid-19 di Indonesia