SajianSedap.com - Tempe dan tahu pastinya menjadi makanan sehari-hari banyak orang.
Kita bisa dengan mudah menemukan tempe di pasar dengan harga yang murah.
Tapi, tahu gak tentang tempe gembus?
Banyak orang Indonesia mungkin hanya mengenal adanya tempe yang dibuat dari bahan baku kedelai.
Padahal, masih ada beberapa jenis tempe lain yang dibikin dengan bahan baku bukan kedelai.
Baca Juga: Cobalah Kukus Tempe dan Jus Selama 10 Menit, Jangan Kaget Rasakan Manfaat Ajaib Ini
Salah satunya, yakni tempe gembus yang dibuat dari ampas tahu.
Tempe jenis ini sebenarnya telah sering dikonsumsi banyak masyarakat di Tanah Air, terutama di daerah Jawa.
Tempe gembus juga ternyata punya manfaat tak terduga untuk tubuh berikut ini.
Manfaat Tempe Gembus
Kalai ditanya soal andungan gizi tempe gembus memang acap kali dianggap tak mengandung banyak nutrisi atau lebih rendah ketimbang tempe kedelai.
Hal itu bisa kata benar adanya.
Kenapa ya?
Diketahui karena berasal dari fermentasi ampas tahu, tempe gembus tidak mengandung protein sebanyak tempe yang dibuat dengan menggunakan kacang kedelai sebagai bahan utamanya.
Meski begitu, tempe ini nyatanya masih memiliki manfaat bagi tubuh.
Melansir buku Makanan Tradisional Indonesia Seri Kelompok Makanan Fermentasi dan Makanan yang Populer di Masyarakat (2017) karya Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc dkk., tempe gembus mengandung sejumlah gizi yang bermanfaat bagi tubuh.
Baca Juga: Resep Tempe Gembus Goreng Kucai, Menu Pelengkap Kilat yang Rasanya Begitu Memikat
Di antaranya yakni: Protein sebesar 4 persen Serat kasar 30,4 persen Kandungan serat pada tempe gembus memang tergolong cukup tinggi.
Serat kasar yang mengalami fermentasi itu diyakini dapat memberikan keuntungan, yaitu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit.
Lalu, bagaimana proses pembuatannya ya?
Cara Pembuatan Tempe Gembus
Proses pembuatan tempe gembus Secara tradisional, tempe gembus dibuat dari ampas tahu yang dihilangkan kadar airnya.
Proses penirisan air tersebut biasanya dilakukan dengan cara memasukkan ampas tahu ke dalam karung goni dan ditekan dengan batu selama beberapa jam.
Setelah itu, ampas tahu dikukus.
Ampas tahu yang sudah matang kemudian didinginkan, lalu dicampur dengan usar yang biasa digunakan untuk membuat tempe kedelai.
Campuran ampas tahu lantas dibungkus dengan daun pisang atau diletakkan di tampah dan ditutup dengan daun pisang.
Baca Juga: Gak Usah Bingung! Begini Cara Menyimpan Tempe Sisa Agar Tidak Keriput dan Membusuk
Bahan tersebut lantas disimpan di tempat yang agak gelap kurang lebih selama 2 hari.
Tempe gembus yang sudah jadi akan berbentuk padat dan berwarna putih keabu-abuan dengan aroma yang khas.
Tempe gembus bisa disajikan dengan cara digoreng dengan tepung atau dibacem.
Sementara itu, melansir buku Aneka Pangan Olahan dari Tempe (2018) karya Nimas Ayu Rengganis dkk., diterangkan bahwa tempe merupakan hasil fermentasi dari banyak mikroba, antara lain:
-Kapang -Kamir -Bakteri asam laktat (BAL) -Bakteri g negatif
Pertumbuhan BAL yang terjadi selama proses perendaman akan menurunkan pH kedelai maupun bahan lain yang akan diolah menjadi tempe.
Penurunan pH ini bertujuan untuk menghambat pertumbuhan mikroba patogen dan terjadinya pembusukan selama proses fermentasi.
Walaupun terjadi penghambatan mikroba, penurunan pH diketahui tidak akan menghambat pertumbuhan kapang tempe.
Selama terjadi proses fermentasi tempe, akan ditemukan bakteri Klebsiella pneumonia sebagai kontaminasi.
Proses tersebut diketahui dapat menghasilkan produksi vitamin B12 di dalam tempe. Hasil lain yang diperoleh dari proses fermentasi tidak lain, yakni ragi.