Minyak alpukat bahkan bermanfaat untuk mengurangi peradangan sendi yang menyakitkan, meningkatkan penyerapan nutrisi lain, dan melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.
Satu ulasan menyimpulkan bahwa ia mempertahankan kualitas nutrisinya pada suhu rendah dan tinggi.
Kualitas dan nutrisi minyak alpukat tergantung pada berbagai faktor, termasuk di mana alpukat ditanam dan metode ekstraksi yang digunakan.
3. Minyak Wijen
Minyak wijen memiliki titik asap sedang-tinggi sekitar 410°F (210°C).
Tingginya antioksidan sesamol dan sesaminol yang menyehatkan jantung, berpotensi sebagai efek pelindung saraf terhadap penyakit tertentu seperti Parkinson.
Plus, satu penelitian kecil di antara 46 orang dengan diabetes tipe 2 menemukan bahwa menggunakan minyak wijen selama 90 hari secara signifikan meningkatkan gula darah dan manajemen gula darah jangka panjang yang jauh lebih baik.
Minyak wijen bekerja dengan baik untuk menumis, dan bahkan sebagai saus salad.
Perhatikan bahwa minyak wijen biasa berbeda dengan minyak wijen panggang.
4. Minyak Safflower
Titik asap untuk minyak safflower lebih tinggi dari minyak lainnya, sekitar 510°F (265°C).
Minyak safflower dibuat dari biji tanaman safflower.
Baca Juga: 3 Cara Menyimpan Minyak Goreng Bekas Supaya Awet, Pakai Tips Ini Dijamin Gak Bakal Bau
Ini rendah lemak jenuh, mengandung persentase asam lemak tak jenuh yang lebih tinggi.
Satu studi menemukan bahwa menggunakan minyak safflower setiap hari dapat memperbaiki peradangan, manajemen gula darah, dan kolesterol di antara wanita pascamenopause dengan obesitas dan diabetes tipe 2.
Minyak ini menawarkan rasa netral yang bekerja dengan baik sebagai bumbu perendam, saus, serta sebagai minyak untuk memanggang dan menggoreng di atas kompor.
Jadi, mau pilih yang mana sebagai pengganti minyak goreng di rumah Sase lovers?