Polisi Grebek Penjual Es Cendol yang Pakai Las Karbit dalam Adonan, Wasapada Kalau Temukan Cendol dengan Ciri Ini

By Virny Apriliyanty, Senin, 3 April 2023 | 11:25 WIB
Ditemukan cendol dawet berbahan pembuatan las, begini ciri-cirinya agar tidak tertipu ()

SajianSedap.com - Es cendol dan es dawet jadi salah satu menu buka puasa favorit semua orang.

Soalnya rasanya menyegarkan dan bikin dahaga hilang dalam sekejap.

Namun kalau membeli es cendol di pasaran, Anda harus agak berhati-hati.

Soalnya, Polisi menggerebek penjual es cendol tak layak konsumsi, lo.

Oknum penjual ini bahkan menggunakan bahan las karbit di dalam adonan cendol.

Efeknya tentu saja bahaya banget di tubuh.

Yuk, simak bersama.

Es Cendol Berbahaya Beredar di Pasaran

Es dawet biasanya terbuat dari 3 bahan utama yaitu santan, gula merah, dan juga cendol.

Meskipun banyak dijual, bukan berarti minuman menyegarkan ini layak untuk dikonsumsi.

Pasalnya sudah banyak kasus dawet berbahaya yang dijual di pasaran.

Dikutip dari Kompas.com, polisi menggrebek penjual dawet berinisial HL di Jember, Jawa Timur yang menambahkan bahan las yaitu karbit pada Rabu (16/11/2022).

Baca Juga: Mirip Tapi tak Sama, Ini Bedanya Cendol dan Dawet yang Belum Banyak Diketahui Orang

Pelaku memakai kalsium karbida itu sebagai pengental dan pengeras dawet kemudian menjualnya.

Aksi HL menjual dawet berbahaya ternyata sudah dilakukan selama 3 tahun terakhir.

"Dicampur dengan bahan kalsium karbida yang sebenarnya kegunaan utamanya untuk bahan pengelasan," tutur Kasat Reskrim Polres Jember AKP Komang Yogi Aryawiguna, Rabu (16/11/2022).

Potret HL, pelaku penjual cendol dawet dengan berbahan dasar karbit yang berbahaya bagi tubuh

Komang mengemukakan, makanan yang dicampur bahan berbahaya itu lalu dijual oleh HL ke sejumlah pasar tradisional di wilayah Kabupaten Jember.

"Dia menjual ke beberapa pasar dengan kemasan plastik," katanya.

Pelaku menjual satu plastik kemasan dawet dan nata de coco seharga Rp 1.500 hingga Rp 5.000.

Mirisnya lagi, cendol yang tak layak konsumsi tidak hanya ditemukan kali ini saja.

Dinas Kesehatan Kota Magelang juga pernah menemukan cendol berbahaya yang mengandung pewarna tekstil rhodamin B seperti yang dilansir dari TribunJateng.

Sebanyak 11 sampel bahan makanan yang diambil, kemudian diperiksa di pos petugas keamanan di tempat tersebut, yang menjadi laboratorium sementara.

Hasil uji lab menunjukkan, sejumlah makanan positif mengandung formalin, boraks dan rhodamin B.

Baca Juga: Resep Es Cendol Tepung Beras, Minuman Segar Dengan Isian Dan Rasa yang Lebih Istimewa

Beberapa makanan tersebut antara lain bakso, mi basah, tahu, dan cendol.

Lalu bagaimana dengan karbit yang dicampurkan dalam makanan?

Selain untuk mengelas bahan logam, karbit ternyata beberapa kali dipakai untuk mematangkan buah tanpa harus menunggu matang dari pohon.

Bahan ini akan merangsang keluarnya zat asetilen pada buah yang nantinya akan mematangkan buah.

Ilustrasi karbit yang biasa dijual di pasaran untuk bahan las logam

Meskipun sudah cukup sering dipakai, bukan berarti penggunaan karbit untuk makanan ini langsung dicap aman.

Sebuah jurnal dari The Journal of Emergency Medicine dengan judul “Calcium carbide poisoning via food in childhood” menjelaskan tentang kasus keracunan karbit pada anak-anak.

Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa penggunaan karbit dalam buah sangatlah berbahaya.

Seorang anak berusia 5 tahun di Turki pernah keracunan kurma mentah yang diberi karbit dan koma selama 8 jam.

Pasalnya, karbit akan mengandung jejak arsenik dan fosfor.

Untuk informasi, arsenik adalah senyawa alami yang ada di beberapa tempat seperti air, tanah, dan udara.

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Cendol dan Dawet, Bisa Dilihat Kalau Ikuti 3 Trik yang Sangat Mudah

Namun jika terlalu banyak akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan jangka panjang seperti diabetes, penyakit paru-paru, dan penyakit kardiovaskular.

Tidak hanya sampai disitu, gas asetilena yang dihasilkan dari karbit ini juga sangat berbahaya.

Gas ini bisa memengaruhi sistem syaraf dan menimbulkan dampak jangka pendek dan panjang.

Keluhan jangka pendek antara lain sakit kepala, pusing, kantuk, gangguan mood.

Sedangkan untuk dampak hangka panjang bisa menyebabkan kehilangan ingatan.

Padahal dalam kasus ini karbit yang digunakan hanya untuk mematangkan saja, bukan dicampur ke makanan.

Bayangkan jika karbit yang sama ada dan dimakan dalam segelas dawet yang menyegarkan itu.

Miris sekali ya, Sase Lovers.

Apalagi kasus dijual cendol dawet berbahaya tak hanya sekali ini saja.

Namun jangan khawatir dulu ya.

Cendol yang berbahaya bisa dihindari kok.

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Cendol dan Dawet, Bisa Dilihat Kalau Ikuti 3 Trik yang Sangat Mudah

Kita harus cermat ketika mengamati cendol dawet yang akan dibeli.

Menurut Defi Mutiara, petugas Farmasi Makanan dan Minuman (Farmamin) Dinkes Kota Magelang mengatakan ada beberapa perbedaan cendol dengan bahan kimia dan cendol alami seperti yang dilansir dari TribunJateng.

Secara kasat mata sebenarnya ciri-ciri makanan yang mengandung zat berbahaya bisa dilihat.

Contohnya teksturnya yang terlalu kenyal, warnanya mencolok, serta terkesan lembek.

"Yang paling banyak memang penggunaan formalin dan rhodamin, setidaknya itu dari hasil sampel yang kami uji kali ini," imbuhnya.

Waspada Juga Penggunaan Biang Gula dalam Es Cendol

Ya, banyak penjual cendol kini sengaja menambahkan pemanis buatan di dalam cendol.

Soalnya, harga gula pasir asli terbilang sangat mahal, lo. 

Padahal, coba lihat deh, penjual hanya bisa menjual cendol dengan harga Rp 7 - 10 ribu.

Untungnya pasti tipis banget kalau pakai gula pasir asli.

Karena itu, pedagang biasa menambahkan pemanis buatan seperti sakarin, sorbitol, aspartam, atau siklamat.

Yang perlu Anda ketahui, mengonsumsi pemanis buatan secara berlebihan atau secara rutin tidak baik untuk kesehatan.

Baca Juga: Resep Cendol Es Krim, Minuman Tradisional yang Tampilannya Begitu Mewah Dan Juga Menyegarkan

Efeknya antara lain akan meningkatkan potensi obesitas, karies gigi, penyakit diabetes, sampai gangguan lain seperti sakit kepala, gangguan belajar, emosi, dan mental.

Karena itu, Anda perlu memerhatikan kandungan maksimal pemanis buatan yang masih diperbolehkan masuk ke dalam tubuh.

Misalnya sakarin, yang memiliki tingkat "aman" sekitar 50-300 mg/kg, siklamat 500 mg/kg sampai 3 gr/kg, sorbitol 120 gr/kg-5 gr/kg, sedangkan aspartam sebenarnya sama sekali tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi.

Secara fisik, ada ciri yang mudah dikenali untuk membedakan minuman yang mengandung pemanis buatan dan pemanis alami, yaitu konsistensi minumannya yang lebih cair.

Misalnya, sirup yang mengandung pemanis buatan akan memiliki konsistensi yang lebih encer dibanding dengan yang mengandung pemanis alami.

Tingkat rasa manis pada pemanis buatan memang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pemanis alami.

Akibatnya, meskipun kadar pemanis buatan ini tergolong kecil, rasa manisnya sudah tinggi.

Jika Anda tidak ingin terlalu sering mengonsumsi makanan yang mengandung pemanis buatan, maka coba amati perbedaan rasanya dengan pemanis alami.

Pemanis buatan memiliki aftertaste yang khas, antara lain:

1. Memiliki rasa manis yang pekat

Pemanis buatan memiliki rasa manis yang berlebihan dan sangat pekat.

Bahkan, tak jarang rasa manisnya cenderung membuat rasa eneg setelah mengonsumsinya.

Baca Juga: Resep Es Cendol Markisa, Minuman Segar Dari Kreasi Minuman Tradisional yang Rasanya Menarik Banget

2. Ada rasa pahit yang tertinggal

Pemanis buatan yang terkandung dalam makanan atau minuman akan meninggalkan sisa rasa pahit dalam mulut.

Hal ini disebabkan adanya kandungan bahan kimia sebagai bahan baku pemanis buatan tersebut.

3. Membuat tenggorokan menjadi kering

Salah satu ciri yang bisa membuat kita "menangkap basah" adanya pemanis buatan adalah tenggorokan yang terasa kering setelah menyantapnya.

Otomatis Anda pun akan merasakan haus yang amat sangat.

Jika tidak segera minum air putih, biasanya akan timbul serangan batuk dan penyakit tenggorokan lainnya. (Christina Setyanti/ berbagai sumber)