Jadi Oleh-oleh Khas Jogja, Begini Kisah Kemunculan Bakpia hingga Bisa Tenar Sampai Sekarang

By Idam Rosyda, Selasa, 12 Desember 2023 | 18:40 WIB
asal usul bakpia (kompas.com)

SajianSedap.com - Bakpia merupkan salah satu khas Jogja yang selalu laris diburu wisatawan dan pelancong.

Ada berbagai merek bakpia yang bisa Anda temukan di sepanjang jalan di kota pelajar ini.

Merek populer seperti Kurnia Sari, bakpia pathuk hingga bakpia curah bisa Anda temukan.

Bakpia curah ini bisa dengan mudah Anda temukan khususnya di pasar Beringharjo.

Membahas soal oleh-oleh dengan isian khas kacang hijau ini, tentu tidak lepas dari sejarah atau asal-usul kemunculannya.

Anda perlu tahu, tak seperti Gudeg yang asal-usulnya disebut berasal dari masakan tentara kerajaan Mataram, bakpia ternyata merupakan makanan peranakan loh.

Melansir dari laman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jogja, bakpia ternyata dibawa oleh seorang Tionghoa yang berasal dari Wonogiri bernama Kwik Sun Wok di tahun 40-an.

Sejarah Bakpia Sebelum Menjadi Oleh-oleh Khas Jogja

Tak heran jika mengutip dari Kompas.com, nama bakpia ini berasal dari bahasa mandarin  'tou luk pia' yang berarti kue pia kacang hijau.

Namun ada pula yang menyebut bahwa bakpia berasal dari kata 'bak' dan 'pia'.

Bak sendiri berarti daging babi, sedangkan pia adalah kue yang terbuat dari tepung.

Jadi, secara harfiah, bakpia adalah kue yang terbuat dari tepung berisi daging babi.

Baca Juga: Sejarah Kemunculan Jamu di Indonesia, Minuman Berkhasiat Layaknya Ayurveda dari India

Akan tetapi seiring dengan berkembangnya bakpia akhirnya menjadi salah satu saran toleransi hingga kini bakpia dikenal dengan ciri khasnya isi kacang hijau.

Melanjutkan kisah Kwik San Wok, ia kemudian menyewa tempat untuk usahanya milik Niti Gurnito di Kampung Suryowijayan, Mantrijeron Yogyakarta.

Setelah Kwik Sun Kwok pindah di sebelah Barat Kampung Suryowijayan, Niti Gurnito melanjutkan usaha pembuatan dan penjualan bakpia di lokasi lahannya.

Dalam pengelolaan NIti Gurnito, usaha ini berkembang menjadi semakin besar dan menebus pasar hingga ke Prambanan, Sleman, dan Bantul.

Produksi bakpia yang dikelola oleh Niti Gurnito saat itu lebih dikenal dengan sebutan bakpia Tamansari atau kemudian juga disebut sebagai Bakpia Niti Gurnito.

Bakpia menjadi oleh-oleh khas Yogyakarta yang cocok dibawa pulang

Selain Bakpia Tamansari, juga dikenal bakpia Patuk 75 milik Liem Bok Sing.

Diceritakan pada saat itu, Liem Bok Sing adalah seorang perantauan dari negeri Tiongkok dan tinggal di daerah Dagen.

Dia berjualan arang sebagai bahan bakar utama untuk memanggang bakpia.

Bermula dari hubungan dagang ini, Kwik Sun Kwok diperkirakan memberikan informasi tentang proses pembuatan bakpia kepada Liem Bok Sing.

Pada tahun 1948, Liem Bok Sing kemudian merintis usaha pembuatan Bakpia dengan resep yang dikembangkan sendiri.

Baca Juga: Kisah Unik Munculnya Bir Pletok, Minuman Khas Betawi Penghangat Badan

Selanjutnya, pada tahun 1955, keluarga Liem Bok Sing pindah rumah ke daerah Pathuk dan melanjutkan usaha pembuatan dan penjualan bakpia.

Bakpia Pathuk tentu bukan hal aing bagi Anda yang plesir ke Jogja.

Bakpia Pathuk sebagai nama bakpia yang dikelola oleh Liem Bok Sing mulai dikenal masyarakat Yogyakarta dan sekaligus membedakan Bakpia Tamansari yang dikelola oleh Niti Gurnito.

Usaha pembuatan bakpia yang dikelola oleh Liem Bok Sing di Pathuk berkembang dengan pesatnya.

Pathuk tumbuh sebagai sentra industri bakpia.

Beberapa warga pathuk juga ikut merintis usaha pembuatan bakpia.

Dalam perkembangan selanjutnya, kampong Pathuk lebih dikenal sebagai wilayah usaha pembuatan bakpia dibandingkan Tamansari.

Kini perkembangan bakpia pun semakin beragam.

Varian isinya pun semakin banyak.

Namun bakpia tetap menjadi simbol kemajemukan yang damao di Yogyakarta.

Baca Juga: Siap-siap Tergoda dengan Cantiknya Chiles En Nogada Hidangan Spesial Khas Meksiko