Sejarah Jipang, Jajanan Halal Imlek yang Populer di Indonesia, Paduan Rasa Manis Gurih

By Idam Rosyda, Rabu, 7 Februari 2024 | 12:40 WIB
jipang khas Imlek (Kompas.com)

SajianSedap.com - Jipang atau Bipang bisa jadi makanan yang populer atau Anda kenal sebagai jajanan tradisional.

Di beberapa daerah, Jipang bahkan dijadikan sebagai bingkisan atau makanan yang dibawa setelah acara hajatan loh.

Ya, meski kini sudah jarang, Jipang ini hingga kini masih terus populer ditengah gempuran zaman.

Beberapa tahun ke belakang, jajanan Jipang ini bisa dengan mudah Anda temukan di warung atau toko kelontong.

Namun keberadaan Jipang kini mulai langka.

Biasanya Jipang lebih sering ditemukan di pusat oleh-oleh.

Sejarah Jipang, Jajanan Halal Imlek

Membahas ssoal Jipang, rupanya makanan satu ini merupakan salah satu makanan halal Imlek loh.

Jipang merupakan jajanan Imlek yang biasanya dijadikan camilan atau sajian.

Lantas bagaimana sebenarnya sejarah mengenai Jipang ini?

Mengutip dari Kompas.com, Jipang dikenal juga dengan nama teng-teng.

Aslinya, masyarakat China menamai jajanan ini dengan sebutan sachima.

Baca Juga: Tak Semua Ikan, Jenis Ikan Ini yang Disebut Bakal Membawa Keberuntungan Jika Dimakan saat Imlek

Sachima alias jipang dibuat dari beras ketan yang dibalut gula merah, lalu digoreng dan dihidangkan sebagai camilan.

Camilan manis ini banyak dikonsumsi saat Imlek sejak 1960-an dan 1970-an, disukai anak-anak hingga orang tua.

Sementara itu menyadur dari laman p2k.stekom.ac.id, Jipang, bipang atau Brondong Beras adalah jenis makanan ringan tradisional yang terbuat dari beras atau beras ketan.

Kata bipang diserap dari bahasa Hokkien bí-phang yang berarti "beras yang harum atau wangi", merujuk kepada penganan dari berondong beras.

Bipang merupakan salah satu cemilan rakyat populer dari Tiongkok.

Para perantau asal Tiongkok yang tiba di Indonesia pada masa lalu memperkenalkan bipang untuk dijual sebagai cemilan.

Beberapa usaha pembuatan bipang tradisional yang mereka rintis masih bertahan hingga kini, salah satunya Toko Bipang Jangkar di Pasuruan, Jawa Timur yang telah beroperasi sejak tahun 1940.

Jipang merupakan cemilan rakyat yang dikenal di banyak daerah di Indonesia.

Masing-masing daerah mempunyai metode pembuatan dan bahan yang berbeda-beda.

Selain itu, proses pembuatan skala besar di pabrik pun tidak sama dengan proses pembuatan di masing-masing keluarga.

Bahan utama yang diperlukan dalam membuat jipang beras adalah beras dan gula pasir.

Baca Juga: Jangan Menyapu Lantai Rumah Saat Perayaan Tahun Baru Imlek, Rezeki Sepanjang Tahun Dipercaya Bisa Kabur

Beras yang cocok dijadikan jipang biasanya berasal dari gabah yang telah disimpan selama tiga sampai empat hari.

Menurut produsen jipang, makanan ringan ini justru diminati saat musim hujan sementara pada musim kemarau permintaan akan turun.

Alasannya karena pembeli menghindari cemilan yang membuat haus pada saat musim kemarau.

Pembuatan jipang biasanya dilakukan di pabrik menggunakan alat khusus di mana beras dimasak (dipanggang) dengan kompor gas bertekanan tinggi.

Pada proses ledakan, bahan baku beras berubah menjadi butiran berondong. Butiran-butiran ini dicampurkan dengan karamel yang rasanya manis.

Sebelum mengeras, adonan dihamparkan di meja untuk dipadatkan kemudian diiris sesuai ukuran.

Di daerah Lahat, Sumatera Selatan, jipang merupakan cemilan khas lebaran yang metode pembuatannya berbeda dengan jipang produksi pabrik.

Jipang khas Lahat dibuat secara manual dengan bahan dari beras ketan.

Jipang rumahan ini harus melewati proses pencucian, perendaman, pengukusan, pengolesan dengan gula merah, penjemuran di bawah sinar matahari, hingga pada akhirnya digoreng.

Wah ternyata sejarah Jipang ini cukup panjang ya Sase Lovers.

Selain itu, makanan ini pun memiliki beragam nama dan bahan yang berbeda.

Baca Juga: Lumpia Hok Lay, Salah Satu Makanan Chinese Food Halal yang Bisa Dikunjungi saat Liburan Imlek di Malang