Merujuk penelitian tersebut, kurangnya asupan vitamin D termasuk dari ikan mungkin berpotensi menimbulkan rambut rontok dan risiko kebotakan.
Guna mencegah hal ini, perlu setidaknya makan ikan dan berjemur di bawah sinar matahari untuk mendapatkan vitamin D.
4. Risiko penyakit kronis
Ahli diet sekaligus founder Nutrition Squeezed, Anna Brown menyampaikan, tak makan ikan artinya mengurangi asupan omega 3.
Ikan merupakan sumber utama dari dua jenis omega 3, docosahexaenoic acid (DHA) yang baik untuk otak, serta eicosapentaenoic acid (EPA) untuk mengurangi peradangan dan depresi.
Menurut Brown, asupan yang rendah dari keduanya dapat menghasilkan rasio omega 6 dan omega 3 yang lebih tinggi.
"Rasio idealnya yakni 1:4, antara omega 3 berbanding omega 6," kata dia.
Dia melanjutkan, rasio yang lebih tinggi antara dua omega ini terkadang dikaitkan dengan peradangan sistemik. Kondisi yang sama juga berkaitan dengan risiko penyakit kronis lebih tinggi, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan autoimun.
Namun, perlu diingat, ahli kesehatan tidak mengatakan bahwa melewatkan makan ikan akan serta-merta merusak kesehatan.
Sollid mengungkapkan, suplemen minyak ikan dapat membantu orang yang tidak mampu makan ikan karena alasan tertentu.
"Mencari nutrisi yang dibutuhkan tubuh kita dari makanan biasanya merupakan cara terbaik, tetapi jika itu tidak memungkinkan, bicarakan dengan dokter untuk melihat apakah suplemen minyak ikan tepat untuk Anda," tuturnya.
Hal senada turut diungkapkan Brown, yang mengatakan perlu mencari alternatif makanan sumber vitamin D dan omega 3 lain.
"Tidak apa-apa tak makan hidangan laut, tapi penting untuk melengkapi atau makan sumber alternatif omega 3, kalsium, dan vitamin D," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Tidak Pernah Makan Ikan?