Kesimpulannya, mereka yang mengonsumsi makanan mengandung lemak trans buatan cenderung memiliki perilaku yang kurang baik, seperti tidak sabar, cepat marah, dan agresif.
(Baca juga: Makan Malam Mewah dan Praktis dengan Steak Salmon Asparagus)
Dampak yang sama juga dirasakan pada anak-anak.
Anak-anak akan memiliki perilaku yang negatif seperti agresif terhadap sesuatu.
Agresif merupakan kecenderungan perilaku seseorang yang ingin menyerang sesuatu.
Perilaku agresif ini dikaitkan dengan dorongan dari otak terhadap gerak motorik berupa tindakan.
Jika fungsi otak mengalami gangguan, maka gerak motorik juga ikut terganggu.
Di dalam otak terdiri dari banyak lemak.
Lemak dari makanan yang dikonsumsi juga ikut masuk ke otak.
Banyaknya lemak trans yang masuk ke otak akan memperlambat fungsi otak.
Kadar lemak trans di otak akan menggantikan fungsi lemak baik seperti omega-3 dan DHA.
Inilah yang membuat otak tidak berfungsi dengan baik dan memicu masalah yang melibatkan cara kerja otak salah satunya yaitu gerak motorik.
Terganggunya gerak motorik akan menimbulkan perubahan perilaku seseorang.
Untuk itu, para orang tua harus memberikan batasan kepada anak agar tidak terlalu banyak dan sering mengonsumsi makanan yang digoreng.
Nah, mulai sekarang, mari awasi terus makanan yang disantap oleh putra/putri kita.
(Baca juga: Langkah Mudah Membuat Ayam Masak Bawang Merah)
(Baca juga: Mie Rebus Bumbu Tomyam, Serasa Makan Malam Mewah Tanpa Ke Restoran)
(Baca juga: Perkedel Kentang Panggang Dengan Jagung, Hidapan Pelengkap Sederhana Dengan Tampilan Mewah)