Sering Dianggap Berbahaya, Fakta Tentang Micin Ini Tak Banyak Diketahui Masyarakat

By Lena Astari, Senin, 3 September 2018 | 08:15 WIB
MSG ditambahkan ke dalam masakan untuk menghasilkan rasa gurih, mirip dengan glutamat yang diproduks (Lutfi Fauziah)

Kenapa MSG Dipercaya Berbahaya?

1960-an, ketika The New England Journal of Medicine menerbitkan sebuah surat dari dokter di Maryland, Robert Ho Man Kwok, yang menulis bahwa ia mengalami gejala mirip dengan reaksi alergi setiap kali mengonsumsi makanan dari restoran Cina.

Dia mempertanyakan penyebabnya.

Apakah itu anggur yang diminumnya, rempah-rempah dalam makanan, atau MSG?

Surat Kwok yang merujuk pada kumpulan gejala sebagai Chinese Restaurant Syndrome (CRS), mendorong oranglain untuk menulis ke jurnal dengan pengalaman mereka sendiri yang juga merasakan pusing setelah mengonsumsi makanan China.

BACA JUGA: Enggak Cuma Pedas Di Mulut, Makan Sambal Juga Bisa Bikin Hubungan Intim Jauh Lebih Panas!

Entah bagaimana saat surat Kwok booming, seorang ahli syaraf bernama John Olney menerbitkan sebuah studi tentang aditif in Science.

Dalam eksperimennya, dia menyuntikkan aditif (MSG) langsung ke tikus putih laboratorium.

Hasilnya ditemukan sejumlah masalah neurologis pada subjeknya, termasuk lesi otak atau perkembangan yang terganggu. Eksperimen Olney banyak dipertanyakan dan disangsikan.

Sebab Olney memilih untuk menyuntikkan tikus dengan MSG di bawah kulit, sedangkan satu-satunya cara manusia mengonsumsi MSG adalah dengan memakannya.