SajianSedap.com - Serangan jantung memang termasuk penyakit yang sangat mematikan.
Meninggalnya Ashraf Sinclair pada Februari 2020 lalu menjadi bukti nyatanya.
Ashraf meninggal dunia di subuh buta karena serangan jantung.
Padahal, Ia dikenal sebagai sosok yang sangat sehat dan rajin berolahraga, lo.
Siapa sangka, kebiasaan sepele sebelum tidur ini bisa jadi penyebab utama serangan jantung.
Anda pun harus tahu.
Kebiasaan Penyebab Serangan Jantung
Jantung menjadi salah satu organ terpenting dalam tubuh kita.
Maka dari itu, kita harus menjaga kesehatan jantung supaya terhindar dari penyakit jantung.
Namun, tak bisa dipungkiri banyak sekali masyarakat di dunia yang mengidap penyakit jantung.
Mulai dari penyakit jantung bawaan hingga penyakit jantung yang disebabkan oleh pola hidup kita sehari-hari.
Bahkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit jantung merupakan penyakit mematikan di dunia.
Teman-teman tentunya tidak ingin mengalami penyakit satu ini, kan?
Berikut ini adalah tiga hal yang sering dianggap sepele, tapi ternyata bisa memicu penyakit jantung.
1. Kurang Tidur
Tidur adalah salah satu kegiatan yang penting untuk dilakukan.
Orang yang tidur cukup sekitar 7 hingga 8 jam semalam, maka persentasenya 83 persen lebih rendah untuk terhindar dari penyakit jantung.
Menurut riset dari pengamatan pada 1.500 orang selama 14 tahun, tidur terbukti merupakan istirahat terbaik yang harus diprioritaskan demi kesehatan.
Ketika kita beristirahat, tubuh akan memperbaiki DNA, menambah kadar vitamin, serta menghasilkan antioksidan.
Makanya, kita sebaiknya tidak lagi bermain HP sebelum tidur yang membuat tidur jadi makin malam.
Pasalnya di zaman sekarang ini, begadang karena beramin HP atau game sudah menjadi gaya hidup.
Riset menunjukkan bahwa orang yang mempunyai gaya hidup sehat memiliki persentase sebesar 67 persen lebih rendah untuk terhindar dari penyakit jantung, lo.
Gaya hidup sehat antara lain ialah melakukan olahraga, makan makanan bergizi, cukup istirahat dan lain-lain.
2. Terlalu Stres
Saat seseorang mengalami stres berlebih, maka kortisol dan adrenalin yang membuat gula darah akan naik serta pembuluh darah juga akan mengeras.
Untuk melihat efek stres ini, peneliti melakukan riset terkait stres dan efeknya dengan meneliti sebanyak 21 orang yang menderita penyakit jantung.
Mereka memberikan pelatihan tentang kesehatan jantung dan memberi tahu tentang cara meditasi.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Hasilnya menunjukkan bahwa setelah lima tahun, mereka yang melakukan meditasi mengalami penurunan risiko penyakit jantung, stroke, dan kematian.
Bahkan, ada penurunan hingga 50 persen dalam hal serangan jantung, lo.
3. Kurang Bahagia
Para ilmuwan melakukan sebuah penelitian dengan meminta sekelompok orang dengan risiko penyakit jantung untuk menyelesaikan tes.
Tes ini mengukur kesejahteraan, optimisme, dan kepuasan hidup. Peserta diteliti selama 25 tahun.
Peneliti kemudian menemukan fakta kalau orang yang paling bahagia dan paling optimistis hanya memiliki sepertiga risiko penyakit jantung daripada peserta lainnya.
Peserta dengan risiko penyakit jantung tertinggi pun bahkan berhasil memotong separuh dari risiko penyakit jantung saat merasakan kebahagaiaan dan optimisme.
Hal itu mungkin dikarenakan orang yang bahagia dan optimistis selalu mengharapkan masa depan dan cenderung mempersiapkan diri dengan gaya hidup yang lebih sehat.
Gejala Serangan Jantung Saat Tidur
Ya, waktu serangan jantung memang kerap terjadi saat penderita tengah tertidur lelap.
Menjadi lebih bebahaya, serangan jantung kerap juga tanpa disertai sinyal pendahuluan.
Kalaupun ada, para penderita sering tak menyadarinya.
Oleh kerena itu, kejadian mendadak ini dapat membuat baik penderita maupun orang-orang di sekitarnya kerap tidak siap dalam menghadapi serangan jantung.
Padahal, serangan jantung yang dalam terminologi medis disebut infark miokard akut tersebut dapat berakibat fatal hingga menyebabkan fungsi jantung anjlok.
Jadi penting bagi siapa saja untuk mengetahui berbagai tanda-tanda awal serangan jantung saat tidur.
Berikut beberapa di gejalanya:
1. Susah tidur nyenyak
Jika waktu tidur kita di malam hari dalam beberapa hari belakangan ini terganggu, mungkin bisa jadi tanda awal munculnya serangan jantung di kemudian hari.
Biasanya hal ini disertai dengan rasa lelah yang berlebihan selama seharian. Namun, justru ketika malam hari tubuh sulit untuk tertidur.
Apabila Anda mengalami hal ini, sebaiknya periksakan diri ke dokter karena bisa saja kondisi tersebut berkaitan dengan kesehatan jantung Anda
2. Keringat berlebihan di malam hari
Banyak berkeringat di malam hari padahal cuaca sedang tidak gerah adalah pertanda awal serangan jantung, terutama pada wanita.
Namun, gejala serangan jantung saat tidur ini sering disalahpahami sebagai gejala menopause.
jika Anda terbangun dari tidur dan seprai Anda basah kuyup, atau Anda tidak bisa tidur nyenyak karena Anda terus berkeringat, ini bisa menjadi pertanda serangan jantung.
3. Detak jantung tidak normal
Kalau Anda bangun di pagi hari kemudian merasa detak jantung Anda tidak normal, tak seperti biasanya, maka sebaiknya jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter.
Pasalnya, detak jantung yang tak normal bisa jadi tanda awal dari serangan jantung.
Bila detak jantung tak normal berlangsung selama setidaknya 5 menit, segerakan untuk pergi ke bagian gawat darurat, karena kondisi ini dapat membahayakan nyawa Anda.
4. Sakit dada di malam hari
Sakit di bagian dada adalah tanda yang paling umum dari serangan jantung. Gejala ini hadir dari tingkatan yang ringan hingga parah.
Namun, lebih sering muncul dengan rasa sakit yang ringan, sehingga banyak orang yang tak menghiraukannya.
Padahal, gejala ini dapat diartikan sebagai gejala awal dari gangguan jantung yang mungkin Anda miliki.
5. Tubuh terasa sakit
Pasien yang mengalami gangguan jantung, biasanya juga merasakan rasa tidak nyaman dan nyeri pada seluruh tubuhnya, terutama bagian tangan, leher, punggung, dan perut.
Selain itu, diiringi juga dengan napas yang pendek. Bila memang Anda mengalami hal ini, apalagi dalam frekuensi yang sering, maka segerakan untuk berkonsultasi dengan dokter Anda. (Intisari Online/Moh Habib Asyhad)
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR