Studi lain di tahun yang sama juga menemukan bahwa makan tomat kalengan lebih dari 4 kali per minggu dikaitkan dengan 28 % penurunan risiko kanker prostat dibandingkan dengan tidak pernah makan makanan ini.
2. Jeruk
Makan buah segar adalah bagian penting dari diet seimbang.
Mengonsumsi buah ini juga terbukti dapat menurunkan risiko kanker prostat.
Studi tahun 2017 menemukan bahwa orang yang mengonsumsi jeruk memiliki sedikit penurunan risiko kanker prostat.
Beberapa contoh buah jeruk yang perlu dipertimbangkan untuk dicoba adalah: jeruk, jeruk bali, jeruk lemon, jeruk nipis, jeruk keprok, jeruk mandarin, kumquat, dan yuzu.
3. Kedelai dan teh
Nutrisi yang disebut isoflavon telah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker prostat setidaknya dalam sebuah studi terkontrol yang terbit tahun 2014.
Isoflavon ditemukan di: tahu (terbuat dari kedelai) dan produk kedelai lainnya, buncis, kacang-kacangan, dan kecambah alfalfa.
Para peneliti juga telah lama mempelajari hubungan antara teh hijau dan risiko kanker prostat.
Studi tahun 2017 menemukan bahwa risiko kanker prostat lebih rendah pada pria yang sering minum teh hijau.
Baca Juga: Resep Nasi Merah Bakar Cakalang Enak Ini Bikin Tak Ada yang Mau Melewatkan Makan Siang
Namun, para peneliti mencatat bahwa temuan ini perlu diuji dalam studi yang lebih besar.
Selain itu, meta-analisis yang terbit tahun 2017 meneliti temuan dari 10 studi.
Ditemukan bahwa penurunan kanker prostat dikaitkan dengan konsumsi teh hijau harian.
4. Kopi
Kebiasaan minum kopi terkait dengan penurunan risiko kanker prostat.
Sebuah meta-analisis tahun 2014 menunjukkan bahwa minum 4 hingga 5 cangkir kopi setiap hari dapat menurunkan kemungkinan kanker prostat secara keseluruhan.
Sementara itu, meta-analisis 2014 lainnya melihat bahwa risiko kanker prostat yang fatal turun sekitar 11 persen dengan setiap 3 cangkir kopi.
Artikel telah ditayangkan di gridhot dengan judul, Minuman Bergizi Ini Ternyata Bisa Jadi Pemicu Kanker Prostat pada Pria, Kurangi Konsumsinya Jika Tak Ingin Nyawa Terancam
5 Cara Aman Hilangkan Panu di Kulit, Gak Perlu Obat Tetes yang Rasanya Panas saat Dipakai
Source | : | GridHot.ID |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR