"Striae gravidarum atau garis-garis pada perut akan menetap, dan terjadi peningkatan pigmentasi," tuturnya.
Selain itu, kulit wajah juga akan mengalami masalah seperti jerawat.
Sebab selama masa kehamilan, ada peningkatan sirkulasi darah sebanyak 50 persen. Meningkatnya aliran darah ini disimpan di banyak tempat, terutama dalam darah, sehingga tak jarang perempuan hamil memiliki wajah yang lebih bersinar.
Setelah melahirkan, ukuran pembuluh darah di wajah dan sirkulasi darah akan kembali normal, sehingga membuat wajah Anda berjerawat.
Kondisi berjerawat ini biasanya banyak dialami oleh perempuan yang berhenti menyusui.
3. Rambut
Selain kulit, perubahan juga terjadi pada rambut ibu pasca melahirkan. Kerontokan rambut bisa saja sering terjadi dan membuat rambut menjadi tipis. Bahkan, biasanya akan terjadi kerontokan sampai sekitar 5 bulan setelah melahirkan.
Diketahui sekitar 50 persen perempuan mengalami kerontokan rambut setelah melahirkan.
"Ini disebut effluvium, dan terjadi selama 1-6 bulan setelah melahirkan," ungkap Francesca Fusco, MD, asisten dermatologi di Mount Sinai School of Medicine.
Selama kehamilan, ada dorongan hormon yang memperlambat proses kerontokan rambut. Sebagai keseimbangan hormon, maka setelah melahirkan rambut baru akan tumbuh kembali.
Untuk menjaga supaya rambut sehat dan mengurangi kerontokan, Fusco menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang tinggi protein, zat besi, seng, flavonoid, antioksidan, dan silika, yang bermanfaat untuk kesehatan kulit kepala dan rambut.
4. Perubahan bentuk payudara
Saat hamil dan menyusui, bentuk dan ukuran payudara akan berubah lebih besar. Ini karena payudara menyesuaikan dengan bertambahanya berat badan.
Hal itu disebabkan ada Air Susu Ibu (ASI) yang diproduksi oleh hormon setelah melahirkan.
Namun, Dokter Spesialis Gizi dari Klinik Health 360 Indonesia, dr Patricia Halim Puteri Sp.GK mengatakan, produksi ASI yang berlimpah akan sangat membantu kecukupan pemenuhan nutrisi penting bagi anak-anak sejak lahir.
Serta, akan membantu penurunan berat badan ibu secara alami.
5. Perubahan berat badan
Kenaikan berat badan selama kehamilan dan setelah melahirkan menjadi yang paling banyak dialami oleh ibu pasca melahirkan.
Tetapi, dr Patricia menegaskan, jika Anda berkeinginan untuk mengembalikan bentuk tubuh dan berat badan seperti sedia kala, maka jangan langsung menjalani diet ketat setelah melahirkan.
"Dokter spesialis gizi klinik tentu akan lebih mengutamakan kesehatan ibu dan tidak menyarankan diet ketat tanpa pengawasan dari dokter spesialis gizi klinis selama proses pemulihan," ujar dr Patricia.
Hal ini dikarenakan, diet ketat akan dapat mengurangi produksi ASI oleh ibu menyusui.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR