SajianSedap.com - Menjelang akhir tahun tentu berbagai persiapan telah dilakukan untuk menyambut tahun baru.
Tentu saja berkumpul dengan keluarga jadi salah satu agenda yang bisa jadi ada di dalam list Anda.
Saat berkumbul untuk merayakan tahun baru tentu saja dengan memanggang daging dan makanan.
Nah biasanya saat memanggang daging, Anda tentu membutuhkan arang kayu.
Namun saat menyalakan arang kayu dengan menggunakan minyak tanah atau bensin, baunya terkadang sulit hilang dan menempel pada makanan.
Tentu saja hal ini bisa merusak rasa makanan.
Nah supaya arang kayu tetap menyala tanpa minyak tanah, beberapa cara berikut ini bisa Anda coba dikutip dari Looft.
Ambil beberapa kertas yang tidak dilapisi seperti tas belanjaan kertas, atau bahkan lapisan dalam tas tempat arang Anda masuk.
Gulung dengan putaran longgar, dan bentuk seperti donat.
Selanjutnya, gerimis donat kertas dengan minyak goreng - kanola, zaitun, dll.
Letakkan satu atau dua potong arang di tengahnya dan nyalakan donat.
Baca Juga: Tips Agar Daging Empuk dan Juicy untuk Menu Bakar Bakaran Tahun Baru
Tambahkan beberapa potong sekaligus saat yang pertama mulai berubah menjadi abu-abu dan mulai terbakar.
Anda juga bisa menambahkan ranting kering atau batang kecil ke donatmu! Pastikan mereka benar-benar kering.
Jika Anda kebetulan memasak sosis untuk sarapan, gunakan tisu makanan yang digunakan untuk mengeringkan minyak sebagai bahan bakar untuk menyalakan arang.
Anda juga bisa menggunakan kertas lilin dapur atau bahkan pembungkus kertas lilin dari sandwich atau burger.
Ini akan terbakar lebih cepat daripada kertas biasa.
Sehingga Anda mungkin ingin menggabungkannya dengan saran donat di atas.
Kerucut pinus adalah pemicu api alami.
Namun kerucut pinus ini barangkali hanya ada di dataran tinggi saja jika di Indonesia.
Anda juga bisa menyiramnya dengan minyak goreng, bahkan menginjaknya untuk meratakannya.
Lalu nyalakan api.
Nah itulah beberapa cara menyalakan arang kayu tanpa menggunakan minyak tanah atau bensin.
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR