SajianSedap.com – Ramadan yang selalu menjadi momen paling ditunggu bagi umat muslim ini, juga menghadirkan tantangan di tengah padatnya kegiatan sehari-hari kita.
Selain berpuasa sebagai ibadah bagi yang menjalankannya, juga diperlukan penyesuaian pola makan, termasuk waktu berolahraga, dan tidur yang harus tetap tercukupi agar kondisi tubuh tetap prima.
Pakar kesehatan masyarakat, Widya Fadila, M.KM. menyampaikan paparannya mengenai
menu berbuka puasa yang aman dan memenuhi nutrisi sekaligus praktis dikonsumsi selama Ramadan, pada acara Mammamia edisi spesial Ramadan, Jumat (30/3) lalu di Gedung Unifam Tower, yang juga disiarkan secara online melalui tayangan Zoom.
Widya menyatakan, mengonsumsi makanan sehat selama beribadah puasa tetap diperlukan
tubuh.
Makanan sehat merupakan poin penting yang bisa para ibu berikan untuk memastikan setiap anggota keluarga mendapat asupan gizi seimbang yang berkualitas setiap harinya.
Bukan hanya untuk si kecil agar tumbuh kembangnya berjalan optimal, tetapi juga agar setiap anggota keluarga terjamin kesehatannya.
Akan tetapi di zaman yang serba praktis dan dinamis seperti saat ini, kebiasaan para ibu menyiapkan asupan sahur dan berbuka puasa terkadang masih kurang memenuhi keamanan pangan keluarga.
Makanan yang wajib dikonsumsi tak hanya harus bergizi saja, lo, tapi juga harus aman.
Memerhatikan keamanan pangan dalam proses pengolahan dan penyajian tak kalah penting karena terkadang sumber masalahnya justru terletak pada proses pengolahan dan penyajian makanan yang bisa menimbulkan bibit penyakit,” terang Widya.
Ada enam aspek keamanan pangan yang perlu diperhatikan para ibu ketika menghadirkan makanan praktis di meja makan untuk keluarga.
Yaitu pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan jadi, pengangkutan makanan dan penyajian makanan.
Di sisi lain, jika kita tidak memerhatikan ke-6 aspek tadi, ada bahaya yang bisa mengintai, lo!
Seperti bahaya fisik, jika makanan dijual di tempat terbuka dan wadah tidak tertutup.
Selanjutnya bahaya kimia, jika ada penggunaan bahan tambahan pangan (pewarna, perasa/perisa, dan pengawet) yang tidak berizin dan melebihi batas, bisa berisiko pada dampak kesehatan yang buruk.
Dan terakhir bahaya mikrobiologi, seperti tercemar virus, bakteri dan jamur.
Namun tidak semua menu praktis memiliki keamanan pangan yang buruk, kok.
Pada umumnya, para ibu juga bisa menghadirkan camilan sebagai santapan buka puasa, yang mana pemilihan camilan ini biasanya sering ditemui dalam bentuk kemasan.
Widya menambahkan, berbuka praktis dengan makanan dalam kemasan, diperbolehkan.
Asalkan tetap memerhatikan beberapa hal utama.
Perhatikan waktu kedaluarsanya (expired date), perhatikan kondisi kemasannya, keamanan produknya, izin edar dari Badan POM, serta bijak melihat komposisi makanan dan lebih bijak
memilih porsi makanan.
Jangan lupa, perhatikan juga saran penyajian pada kemasan makanannya, pesan Widya.
Pentingnya mengecek kemasan makanan ini sejalan dengan gerakan Cek KLIK yang
dilakukan Badan POM.
Baca Juga: Resep Cah Brokoli Udang Jamur, Tumisan Praktis Nan Sedap Untuk Makan Siang
KLIK artinya “K” cek Kemasan, “L” cek Label pada kemasan, “I” cek Izin Edar dari BPOM, dan “K” cek tanggal Kedaluarsa yang tertera pada kemasan.
Selain memerhatikan soal keamanan pangan, pola makan yang berubah ketika berpuasa juga perlu diperhatikan.
Artinya, kita harus tetap memerhatikan kebutuhan tubuh akan nutrisi harian yang tidak boleh berubah.
Maka, Widya menyarankan, perlu sedikit bersiasat bagaimana caranya mencukupi kebutuhan nutrisi ketika berpuasa.
Berikut beberapa tips komposisi makanan berbuka puasa yang direkomendasikan Widya sebagai pakar kesehatan masyarakat.
Pertama, makanan berkarbohidrat kompleks diperlukan bagi yang sedang berpuasa agar gula darah tidak meningkat drastis, serta menghindari mengantuk dan lemas.
Kedua, sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung protein di saat sahur agar memberikan rasa kenyang lebih lama dan menyuplai energi lebih stabil.
Ketiga, konsumsi makanan yang mengandung lemak sehat. Lemak dengan jumlah yang tepat, bermanfaat untuk membantu penyerapan vitamin A, vitamin D, dan vitamin E.
Pada acara buka bersama bertema "Berbuka yang Aman dan Praktis untuk Keluarga" ini, penyelenggara acara, Kata Oma Telur Gabus, mengajak empat komunitas ibu dan perempuan, dengan lebih dari 100 partisipan yang ikut menyimak mengenai pentingnya memerhatikan keamanan pangan keluarga selama Ramadan yang dipaparkan oleh Widya Fadila.
"Ibu merupakan penjaga keluarga yang memiliki peran sentral dalam menentukan asupan gizi
anggota keluarga. Sebagai brand yang peduli terhadap keluarga, kami memahami tantangan yang
dialami para ibu saat bulan Ramadan, salah satunya ketika menyediakan santapan buka puasa dan sahur yang tepat dan berkualitas bagi keluarga,” tutur Furiyanti, Founder Kata Oma Telur Gabus yang pada acara ini.
Kami berharap, acara Mammamia special Ramadan ini dapat menginspirasi para ibu dalam
memberikan camilan bernutrisi untuk memenuhi kebutuhan kalori harian keluarga, yang bisa
dikonsumsi saat berbuka puasa dan sahur. Sebab telur gabus Kata Oma terbuat dari bahan-bahan asli dan alami," lanjut Furiyanti.
Mammamia merupakan program kolaborasi Kata Oma Telur Gabus dan komunitas para ibu se-Indonesia yang ditujukan sebagai bentuk komitmen Kata Oma untuk memberdayakan ibu dan
perempuan Indonesia dalam hal edukasi seputar asupan makanan bagi keluarga.
Kehadiran program Mammamia yang secara konsisten diadakan setiap bulannya sejak tahun
2021, mampu merangkul 1.351 perempuan di seluruh Indonesia (data per Desember 2022) dari
berbagai komunitas di seluruh Indonesia.
Pada Mammamia edisi spesial kali ini, turut dihadiri oleh komunitas Ibu Produktif, Moms Squad, Catatan Kancil, Kaylen Team, dan Januareal Club. (IY)
KOMENTAR