SajianSedap.com - Nyaris tak ada yang menolak kalau ada kangkung di meja makan.
Apalagi mengolah sayuran hijau ini tidak begitu sulit.
Bahkan di warung makan saja, sayuran ini jadi rebutan banyak orang.
Salah satu olahan yang kerap disuka adalah tumis kangkung.
Tumisan ini bahkan jadi salah satu teman makan aneka olahan seafood.
Belum lagi manfaat kangkung yang ternyata baik untuk tubuh.
Hanya saja, dalam menumis kangkung, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Terutama bahan tambahan yang akan dimasak bersama kangkung.
Berikut 2 bahan tambahan yang sebaiknya tidak dituang saat masak bersama kangkung.
Bukan rahasia lagi kalau kangkung dan terasi adalah teman paling klop.
Itu sebabnya, ibu ibu paling senang bikin kangkung terasi di rumah.
Baca Juga: Resep Cah Kangkung Telur Puyuh, Tumisan Praktis Dan Enak Untuk Lengkapi Menu Harian
Tapi, tahukah kamu kalau terasi bisa jadi berbahaya kalau kita tak tahu asal muasalnya?
Soalnya, belakangan banyak ditemukan terasi oplosan yang berbahaya banget bagi tubuh.
Tahun 2017 lau, Kepala UPT Pasar Sungailiat, Ahmad Suherman menemukan peredaran terasi berbahaya di pasar-pasar tradisional.
Seperti terasi yang mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B yang mereka temukan dari hasil pemeriksaan sampel, Selasa (29/8/2017) di UPT Pasar Sungailiat.
Ternyata, terasi tersebut mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B.
Pedagang menambahkan zat pewarna ini supaya tampilan terasi lebih menarik, merah merona dan terlihat segar.
Padahal seperti kita ketahui, Rhodamin B merupakan pewarna pakaian yang berbahaya sekali kalau sampai termakan dan tertelan.
Nah, terasi dengan pewarna ini sebenarnya mudah kita kenali bedanya.
Di antaranya adalah tekstur terasi tersebut kasar, pewarna merahnya tidak merata, berwarna merah mencolok, dan keras.
"Kalau dari udang kan lembut tidak keras seperti ini. Ini ada sisik-sisik ikan di produk terasinya. Diragukanlah dia menggunakan bahan udang. Produknya juga menggunakan zat pewarna. Kalau aslinya mungkin berwarna hitam, pucat tapi karena ini pakai zat pewarna menjadi merah, warnanya biar menarik," ungkap Suherman kepada bangkapos.com.
Sedangkan produk terasi yang sudah lama tidak terjual tersebut berwarna coklat dimana zat pewarnanya sudah pudar dan terasinya mengeras.
"Keras untuk melempar kaca pecah ini," kata Suherman sambil memegang terasi berhodamin yang sudah lama.
Karena itu, proses pemilihan terasi juga penting Anda lakukan di pasaran, lo.
Terasi yang baik kualitasnya, pasti membuat masakan jadi semakin meningkat cita rasanya.
Terasi yang berkualitas baik adalah terasi yang aromanya segar.
Kalau terasi udang, aroma udangnya juga harus terasa.
Dari sudut penampilan, warnanya terlihat alami, agak kusam dan tidak warna merah cerah.
Warna terasi yang terlalu cerah bisa merupakan tanda bahwa warnanya tidak alami.
Warna masakan pun terkadang menjadi tidak cerah atau kusam karena pemakaian terasi yang tidak baik.
Pertimbangan lain dalam memilih terasi, terasi harus kering, tidak basah.
Terasi yang basah akan mudah tercemar jamur dan aman untuk dimakan.
Banyak juga ibu-ibu yang suka menumis kangkung bersama ikan atau cumi asin, lo.
Rasanya tentu saja jadi lebih enak karena aroma dan rasa ikan asin yang terkenal menggiurkan.
Namun dibalik kelezatannya saat disajikan di meja makan, alangkah baiknya kembali cek ikan asin dirumah.
Pasalnya dibalik kesehatannya, ada ikan asin yang telah dicampur formalin agar tahan lama.
Berikut ciri-ciri ikan asin berformalin yang wajib Anda waspadai.
1. Tak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar.
2. Tak dihinggapi lalat
3. Warnanya bersih cerah, namun tidak berbau khas ikan asin/ebi kering.
Selain itu ada ciri-ciri lain yang harus Anda perhatikan pada ikan asin di rumah.
Perhatikan kualitas ikan asin tersebut, apakah masih segar, atau malah sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan.
Bila berbau apek atau tengik pertanda makanan itu sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
Baca Juga: Resep Sayur Bening Tempe Dan Kangkung Enak Ini Bikin Keluarga Mendadak Suka Makan Sayur
KOMENTAR