SajianSedap.com - Minyak goreng adalah kebutuhan utama dalam banyak proses memasak.
Ini digunakan dalam berbagai cara di dapur untuk menghasilkan makanan yang lezat, paling banyak untuk menggoreng bahan makanan.
Di pasaran ada berbagai merk minyak goreng yang ditawarkan oleh produsen, namun jenisnya terbagi 2 yakni minyak goreng kemasan dan curah.
Perbedaan paling jelas dari keduanya tentu adalah kualitasnya
Minyak goreng curah sendiri hanya mengalami satu kali proses penyaringan. Sehingga kualitasnya tidak sebaik yang memiliki kemasan premium.
Kualitas yang lebih rendah ini dapat membuat minyak goreng curah lebih cepat rusak.
Tapi tak hanya minyak goreng curah saja, minyak goreng kemasan bisa saja berkualitas lebih rendah karena dipalsukan atau dioplos oleh pedagang nakal.
Minyak goreng palsu ini tak hanya bisa cepat rusak, namun juga bisa berisiko membahayakan kesehatan.
Ketika makanan diolah menggunakan minyak goreng palsu maka akan memicu terjadinya radikal bebas yang dapat membuat kerusakan sel dan jaringan dalam tubuh ketika kita mengkonsumsi makanan yang diolah menggunakan minyak goreng bekas tersebut.
Nah, berikut ini ada cara mudah mengecek kualitas dan keaslian minyak goreng hanya dengan menggunakan mentega. Simak berikut ini caranya!
Seperti dijelaskan sebelumnya, pengecekan minyak goreng selalu perlu dilakukan. Karena kerap kali ada penipuan minyak goreng palsu di pasaran.
Di India sendiri, pemalsuan minyak goreng menggunakan campuran tri-ortho-cresyl-phospate, yaitu semacam mineral yang bekerja layaknya pestisida, dan bisa menimbulkan efek bagi tubuh layaknya pestisida.
Pemalsuan minyak goreng bisa dalam berbagai macam metode.
Selain pemalsuan, ada pula risiko peredaran minyak goreng yang sudah melewati masa kedaluwarsa yang juga bisa membahayakan kesehatan.
Dilansir dari NDTV, untuk mengecek kualitas minyak goreng, Anda cukup menggunakan dua sendok minyak goreng, mangkuk bersih, dan mentega kuning.
Masukkan minyak goreng ke dalam mangkuk dan tambahkan sesendok mentega kuning.
Jika minyak tak berubah warna, maka minyak aman dikonsumsi karena tak mengandung bahan campuran berbahaya.
Namun jika minyak berubah warna menjadi kemerahan, bisa jadi minyak sudah dicampur dengan bahan-bahan kimia yang bisa membahayakan tubuh.
Untuk mengecek mutu minyak, Anda juga bisa melihat kecenderungan minyak untuk membeku di udara yang dingin.
Jika minyak mudah membeku, maka minyak mengandung banyak lemak jenuh.
Dan lemak jenuh ini adalah properti yang bisa membahayakan kesehatan jantung.
Selain melakukan uji coba di atas, pastikan pula Anda membaca kemasan minyak goreng dengan teliti sebelum membelinya.
Jangan hanya tergoda harga murah saja tanpa meneliti kandungan juga masa kedaluwarsa minyak.
Hindari minyak goreng dengan komposisi yang mengandung lemak tinggi khususnya lemak jenuh.
Ciri minyak goreng yang bagus atau layak konsumsi adalah sebagai berikut:
Minyak goreng yang tak layak konsumsi atau bisa membahayakan kesehatan tentu saja juga memiliki ciri-ciri khusus.
Dilansir dari Insider, ciri minyak goreng yang bermutu jelek karena sudah disimpan terlalu lama dan mengalami kerusakan adalah adanya perubahan pada aroma dan rasa.
Minyak goreng akan beraroma dan bercitarasa tengik tajam. Sedangkan minyak goreng yang bisa mengancam kesehatan karena mengandung bahan pembuatan yang berbahaya biasanya bertekstur kental dan berwarna keruh.
Perubahan warna dan konsentrasi larutan ini juga bisa terjadi lantaran minyak sudah dipakai ulang beberapa kali.
Minyak yang seperti ini bisa membahayakan kesehatan, memicu gatal di tenggorokan.
Selain itu, minyak yang sudah dipanaskan berulang kali juga akan mengalami proses dehidrasi, imbasnya akan ada banyak bentukan radikal bebas yang membahayakan kesehatan.
Dikutip dari Insider, minyak goreng basi sendiri mungkin tak akan memicu penyakit yang menbahayakan hingga menyebabkan kematian.
Namun tentu saja, minyak basi akan bisa merusak citarasa dan aroma sajian.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cara Cek Kualitas Minyak Goreng Apakah Aman Dikonsumsi ataukah Tidak
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR