SajianSedap.com - Siapa yang tak bisa makan tanpa kerupuk?
Kerupuk memang sering jadi teman makan sehari-hari yang enak.
Teksturnya yang kriuk dan rasanya yang gurih buat kita ketagihan.
Tapi bertahun-tahun makan kerupuk, apakah kamu sejarahnya?
Banyak dari kita yang tak tahu sejarah kerupuk di Indonesia.
Padahal sejarah kerupuk ini sangat sedih dan mengiris hati, loh.
Penasaran, kan?
Tapi sebelum tahu sejarahnya, kita harus tahu jenis-jenis kerupuk berikut ini.
Diketahui bahwa makanan yang menghasilkan suara ‘kriuk..kriuk’ jika dikunyah ini cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Konon cerita sejarah yang beredar tentang kerupuk adalah diambil dari kisah nyata sebuah keluarga miskin, loh.
Keluarga miskin ini ternyata memiliki banyak anak.
Mereka sulit untuk bertahan hidup karena tidak punya uang yang banyak untuk mencukupi semua kebutuhan anak-anaknya.
Oleh sebab itu, mereka memanfaatkan sawut atau ketela pohon yang sudah diparut untuk menjadi lauk yang dimakan bersama nasi.
Cara mereka membuat sawut adalah dengan mengambil ketela pohon lalu diparut dan diberi air.
Hasil parutan yang sudah dicampur dengan air, kemudian diperas dan diambil sarinya.
Setelah itu dapat diendapkan dalam beberapa saat untuk kemudian dijemur hingga kering.
Inilah yang disebut dengan tepung tapioka.
Tepung itu lah yang diolah diolah menjadi kerupuk yang disebut dengan samiler dan dimakan bersama nasi.
Kerupuk yang ada, tidak selalu berbahan dasar tepung tapioka.
Namun semua kerupuk memiliki proses pembuatan yang mirip, yaitu melalui tiga proses persiapan.
Proses tersebut adalah pembuatan, pengeringan, dan pemasakan.
Cara memasaknya pun bermacam-macam, ada yang digoreng dengan minyak atau pasir, ada juga yang dibakar.
Jenis-jenis kerupuk di Indonesia juga banyak.
Tetapi yang paling sering kita jumpai adalah kerupuk udang dan kerupuk ikan.
Harga kerupuk juga beranekaragam tergantung dari bahan pembuatnya.
Contoh kerupuk yang cukup murah adalah kerupuk aci atau kerupuk melarat yang dibuat dari adonan sagu, garam, pewarna makanan, dan vetsin.
Kerupuk dapat dijual dalam dua kondisi, yaitu dalam keadaan mentah atau yang belum digoreng, atau yang sudah digoreng dan siap untuk dimakan.
KOMENTAR