SajianSedap.com - Apakah Anda suka mengonsumsi jengkol?
Sayuran ini lekat dengan bau khas-nya yang membuat banyak orang tertarik untuk mengonsumsinya.
Bahan makanan ini biasanya diolah dengan bumbu, seperti rendang, semur, gulai, atau sambal.
Ini menghasilkan olahan jengkol dengan tekstur legit yang mirip daging serta sensasi rasa manis dan pahitnya yang melebur dengan nikmat.
Untuk mendapatkan jengkol cukuplah mudah, sayur ini dapat ditemui di pasar-pasar tradisional dengan harga yang cukup terjangkau.
Sehingga jika sedang ingin mengonsumsinya cukuplah mudah mengonsumsinya.
Meski banyak yang menjualnya, penting untuk membeli jengkol yang berkualitas baik.
Ini agar mendapatkan jengkol dengan rasa yang nikmat dan tidak salah mendapat yang pahit.
Berikut ini sudah ada beberapa tips untuk memilih jengkol berkualitas baik dengan tepat.
Menurut Ahmad Sulaeman, PhD., Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi dari Fakultas Ekologi Manusia IPB University sekaligus Sekjen Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan, jengkol yang bagus adalah jengkol berumur tua.
Jengkol tua memiliki beberapa ciri fisik yang bisa dilihat dan dirasakan saat sedang membeli jengkol. Selengkapnya, simak empat cara memilih jengkol yang bagus berikut ini.
Seorang pembuat Jengkol Pelakor di Medan, Putri, menuturkan bahwa jengkol tua memiliki warna putih kekuningan.
Dirinya juga menyampaikan, sebaiknya jangan memilih jengkol berwarna kuning mengarah ke hitam karena rasanya lebih pahit.
Bentuk jengkol tua yang bagus menurut Putri adalah jengkol dengan bentuk agak menggembung.
Jengkol yang agak menggembung biasanya memiliki tekstur daging yang lebih empuk dibandingkan dengan jengkol berbentuk pipih.
Jengkol tua juga bisa diketahui dari aromanya. Kamu bisa mencium aroma jengkol menggunakan hidung. Menurut Sulaeman, jengkol tua memiliki aroma yang kaya dan tidak menyengat.
"Kalau menurut saya, bau yang tua itu kaya, sedangkan kalau jengkol atau pete muda baunya menyengat tetapi tidak enak," tutur Sulaeman kepada Kompas.
Kamu bisa mengetahui jengkol tua dengan cara sedikit mematahkannya. Jengkol muda cenderung crunchy dibandingkan jengkol tua.
Sulaeman menuturkan, jengkol tua memiliki tekstur yang liat atau sulit untuk dipatahkan.
"Kalau saya sih liat dari mudah dipatahkan atau tidak ya, soalnya semakin tua semakin liat atau sulit dipatahkan, sementara kalau muda itu agak crunchy lah ya," tutur Sulaeman.
Ada cara bersihkan jengkol agar tidak rasanya tidak pahit. Dwi Kartika, pegiat olahan jengkol, yang ditemui Kompas.
Sempat membagikan tips mengolah jengkol yang diawali dengan cara membersihkannya.
Kulit jengkol yang masih menempel bisa membuat biji jegkol terasa pahit.
Maka dari itu, pastikan mencuci dan mengupas jengkol hingga kulitnya terkelupas semua.
Pastikan tidak ada yang lapisan kulit yang menempel agar tidak membuat jengkol terasa pahit saat diolah.
Sejumlah bahan dapur mampu membantu mengurangi bau menyengat jengkol termasuk air cucian beras.
Coba rendam jengkol dalam air cucian beras selama semalaman. Baru esoknya, masak jengkol sesuai selera.
Alternatifnya, kamu pun dapat merebus jengkol dalam air cucian beras sampai empuk. Buang airnya, lalu masak jengkol.
Selain air cucian beras, daun jambu biji juga dapat membantu mengurangi bau jengkol. Langkah pertama, cuci bersih dulu jengkol.
Baru rebus bersama daun jambu biji. Kamu dapat mengupas jengkol sebelum maupun sesudah merebusnya.
Kalau tidak tersedia air cucian beras atau daun jambu biji, rebus jengkol pakai air biasa. Rebus selama setidaknya 30 menit setelah air mendidih.
Kamu pun bisa merebus jengkol selama lebih kurang 2 jam untuk memastikan bahwa teksturnya empuk dan baunya hilang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 4 Cara Pilih Jengkol, Saran dari Penjual dan Pakar Pangan IPB
5 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Jogja Serba Minuman, Dijamin Otentik dan Enak Banget
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR