SajianSedap.com - Obat menjadi salah satu hal yang sangat penting di rumah.
Kita seharusnya menyediakan kotak khusus untuk obat-obatan agar tak tercampur dengan benda lainnya.
Obat yang wajib ada di rumah biasanya obat pusing, obat batuk dan pilek, balsem dan lain sebagainya.
Tapi, masih banyak yang mengabaikan tentang kadaluwarsa dari obat, nih!
Ya, sama seperti makanan dan minuman, obat juga ada masa kadaluwarsanya, loh.
Apa saja kira-kira?
Mari simak selengkapnya berikut ini.
Dikutip dari laman Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat via Kompas.com, masa kedaluwarsa yang tercantum dalam kemasan atau bungkus obat berlaku ketika obat masih dalam kondisi terbungkus atau kemasannya belum dibuka.
Apabila obat sudah dibuka, dipotong, atau dilarutkan, maka masa kedaluwarsa yang tercantum dalam kemasan sudah tidak berlaku.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), penentuan batas aman penggunaan obat sesuai masa kedaluwarsa ini dilakukan dengan uji stabilitas pada suhu dan kondisi ideal penyimpanan obat.
Obat dikatakan stabil dan aman dikonsumsi selama proses penyimpanan dan penggunaannya tidak mengubah bentuk fisik, kimia, mikrobiologi, toksikologi, dan terapeutik sesuai ketentuan standar pabrik.
Selain melihat tanggal yang tertera dalam kemasan, kita bisa melihat kondisi fisik obat untuk mengetahui obat kedaluwarsa layak digunakan atau tidak.
Berikut beberapa tandanya.
Obat yang diminum seperti tablet sudah tidak layak dikonsumsi apabila:
- Warna, bau, dan rasanya berubah
- Timbul noda bintik-bintik padahal sebelumnya tidak ada
- Teksturnya hancur menjadi bubuk
- Terlepas dari kemasannya
- Kondisinya lembap, lembek, atau lengket
Obat kapsul sebaiknya sudah tidak diminum apabila kondisinya:
- Warna, bau, dan rasanya berubah
- Selaput atau cangkang kapsul lembek atau terbuka, sehingga isinya keluar
- Selaput atau cangkang kapsul melekat dengan kapsul lain
- Selaput atau cangkang kapsul menempel pada kemasan obat
Obat serbuk atau puyer sebaiknya tidak dikonsumsi lagi apabila:
- Warna, bau, dan rasa berubah
- Serbuk jadi lembek, lengket, atau lembap
- Muncul timbul noda bintik-bintik pada serbuk
- Kemasan rusak, terbuka, sobek, atau lembap
Obat sirup atau cairan sebaiknya tidak diminum ketika:
- Warna, bau, dan rasanya berubah
- Sirup jadi keruh padahal sebelumnya jernih
Baca Juga: 4 Obat yang Ternyata Bahaya Jika Dikonsumsi Setelah Teguk Kopi, Tolong Peringatkan yang Masih Ngeyel
- Obat jadi mengental atau mengendap
- Segel kemasan rusak atau terkoyak Obat terlihat berembun
Obat salep, krim, atau gel sebaiknya tidak dioleskan ketika:
- Tekstur obat mengental atau mengendap
- Obat mengeras Kemasan bagian luar obat lengket karena isinya bocor
- Bungkus obat berlubang atau rusak
Obat jenis injeksi atau suntikan seperti insulin sebaiknya tidak digunakan jika:
- Kemasan rusak Kemasan berembun
- Ada bagian dari suntikan yang rusak, bengkok, atau hilang
Obat jenis inhaler atau semprot sebaiknya tidak dipakai, ketika
- Isinya sudah habis
- Wadah rusak, berlubang, atau penyok
Perhatikan beberapa tanda obat kedaluwarsa sesuai jenisnya di atas.
Ingat, jangan membuang obat yang sudah tidak layak pakai sembarangan agar tidak mencemari lingkungan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Tanda Obat Kedaluwarsa sesuai Jenisnya".
KOMENTAR