Munculnya Ayam Taliwang berasal dari perang antara Kerajaan Selaparang dan Kerajaan Karangasem Bali, di mana pasukan Taliwang membantu Selaparang.
Mereka memiliki misi untuk mendekati Raja Karangasem dan menghentikan pertempuran.
Setiap anggota kelompok memiliki tugas sesuai keahliannya, termasuk juru masak yang memasak ayam taliwang dengan bumbu alam sekitar peperangan.
Resep tersebut ternyata sesuai dengan selera masyarakat setempat dan mengalami akulturasi dengan masyarakat Sasak, terutama dalam cita rasa pedas yang kini menjadi ciri khas Ayam Taliwang.
Awalnya digunakan untuk upacara tertentu, Ayam Taliwang sekarang dikenal sebagai hidangan yang identik dengan rasa pedas dan lezat.
Ayam yang digunakan untuk menu ayam taliwang merupakan ayam kampung yang masih muda, berusia sekitar 50 hari hingga 3 bulan.
Selain menggunakan ayam kampung, beberapa juga memakai jenis ayam pejantan dan ayam arab.
Ayam Taliwang sering disajikan dengan plecing kangkung dan beberuk sebagai pelengkapnya.
Plecing kangkung adalah hidangan sayur yang terbuat dari kangkung direbus dan disajikan dengan saus sambal matah atau sambal tomat.
Kangkung yang segar memberikan rasa yang renyah dan sejuk sebagai kontrast dengan kepedasan Ayam Taliwang.
Beberuk juga sering menjadi pendamping Ayam Taliwang. Beberuk adalah hidangan sambal terasi yang terbuat dari terasi (pasta udang), cabai, dan tomat yang diuleg atau dihaluskan.
Beberuk memberikan rasa pedas dan gurih yang menyatu dengan kelezatan Ayam Taliwang.
Efek Menyimpan Nasi Terlalu Lama Di Rice Cooker, Hati-Hati Berbahaya Bagi Kesehatan
Source | : | tribunnews,Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR