SajianSedap.com - Tren makan tahu goreng panas-panas campur cabai bubuk sedang viral, terutama di platform TikTok.
Dalam tantangan tahu panas yang viral di TikTok ini mengharuskan seseorang memakan tahu yang baru selesai digoreng atau tanpa didinginkan terlebih dahulu. Tak hanya itu, tahu juga dibalurkan pada bubuk cabai sebelum disantap.
Diketahui trend ini berawal dari akun seorang wanita luar negeri yang rajin mengunggah konten makan tahu goreng panas-panas dengan cabai bubuk.
Hal tersebut membuat penasaran banyak netizen untuk ikut serta mencobanya karena terlihat menantang dan seru.
Dan sampai saat ini tak sedikit orang yang melakukan trend ini, dari seleb Tiktok hingga netizen biasa.
Namun, tahukah Anda konsumsi tahu panas-panas dengan campur cabai bubuk ini dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan?
Seperti kita tahu makanan panas selalu dianjurkan untuk dihindari dimakan.
Ini karena sensasi panasnya dapat membahayakan sistem pencernaan, utamanya mulut.
Ditambah lagi dengan cabai bubuk yang jumlahnya tak sedikit, menimbulkan resiko yang tak kalah berbahayanya.
Lalu seperti apa bahayanya mengikuti trend konsumsi makanan ini? Coba simak berikut ini.
Dikutip dari laman UW Medicine, berikut bahaya dan resiko memakan makanan panas-panas.
Baca Juga: Baru Tahu, Makan Telur Setengah Matang Bisa Bahaya Kalau Dikonsumsi 3 Orang dengan Kondisi Ini
Menyantap tahu goreng yang baru diangkat dari minyak panas dapat membuat bibir melepuh dan lidah terbakar.
Hal tersebut juga dapat memicu sariawan dan rasa tidak nyaman di lidah.
Meski dapat pulih dan sembuh dalam waktu satu minggu, seseorang akan merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut.
Mengkonsumsi makanan atau minuman panas-panas dapat meningkatkan resiko kanker esofagus.
Mengkonsumsi makanan atau minuman panas-panas berkali-kali dapat menyebabkan cedera termal pada tenggorokan dan kerongkongan.
Hal tersebut dapat menyebabkan peradangan dan pembentukan sel kanker.
Penelitian International Journal of Cancer menemukan makanan dan minuman dengan suhu tinggi berhubungan positif dengan kejadian karsinoma sel skuamosa esofagus di China Barat Laut.
Menurut World Cancer Research Fund International, kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman yang sangat panas dapat menyebabkan iritasi kronis pada esofagus. Kemudian, berujung pada kanker esofagus.
Dikutip dari laman Babylon Dental Care, panas dari makanan dan minuman dapat melemahkan enamel gigi. Enamel gigi merupakan lapisan pelindung luar gigi.
Saat enamel gigi rusak, maka gigi menjadi lebih rentan terhadap lubang dan pembusukan.
Selain bahaya memakan tahu panas-panas, penggunaan bubuk cabai yang dalam tren TkTok ini juga cukup beresiko.
Baca Juga: Bahaya Mencuci Telur Sebelum Disimpan Atau Dimasak, Ahli Sudah Peringatkan Efek Buruknya
Dikutip dari laman Medical News Today, kapsaisin senyawa kimia dalam cabai yang menghasilkan "rasa panas” saat makan makanan pedas.
Saat makan cabai, kapsaisin mengikat kelas reseptor rasa sakit yang disebut TRPV1 yang ditemukan di mulut, di permukaan lidah, dan di seluruh saluran pencernaan.
Walaupun kapsaisin tidak benar-benar membuat terbakar, tetapi ini menipu otak untuk berpikir bahwa telah terjadi perubahan suhu, yang mengakibatkan sensasi panas dan nyeri.
Tubuh juga akan berusaha membuang kapsaisin dengan meningkatkan produksi lendir, air mata, dan air liur, yang mengakibatkan hidung meler, mata berair, dan bahkan peningkatan air liur.
Saat bahan pengiritasi berpindah dari mulut ke tenggorokan dan menyebar ke sepanjang saluran pencernaan, hal ini dapat menyebabkan reaksi seperti rasa terbakar di dada, iritasi pada saraf frenikus hingga pembengkakan tenggorokan.
Artikel ini telah tayang di Kompas TV dengan judul Jangan Sembarangan, Ini Bahaya Konsumsi Tahu Panas Ditambah Cabai yang Viral di TikTok
Source | : | Kompas TV |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR