Helai merupakan alat makan tradisional yang terbuat dari kayu sebagai tempat penyajian papeda. Sementara hote merupakan piring kayu sebagai tempat untuk menyantap papeda.
Tradisi makan papeda dari satu piring yang sama dalam satu keluarga oleh masyarakat Sentani disebut sebagai helai mbai hote mbai, mbai berarti satu.
Sebutan inilah diartikan sebagai satu filosofi yaitu makan dalam satu keluarga dapat menjadi cerita yang bisa disimpan untuk masa depan anak dan cucu.
Bagi mereka, acara makan keluarga menandai sebagai ikatan kekeluargaan sebagai ruang diskusi antara orang tua dan anak.
Pada 16 Oktober 2015, Papeda ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Anies Baswedan, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Google merayakan Papeda sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada 20 Oktober 2023 melalui Google Doodle.
Keputusan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian warisan budaya tak benda Indonesia, yang juga meliputi elemen-elemen lain seperti Gamelan, Pantun, dan Tradisi Pencak Silat.
Pembuatan papeda apabila menggunakan tepung sagu dapat dibuat dengan cara tepung sagu direndam terlebih dahulu dalam air bersih selama kurang lebih 15 menit sebelum dimasak.
Setelah itu, ambil pati yang mengendap kemudian campur dengan air untuk nantinya akan dibuat papeda.
Baca Juga: Fakta Soto Tangkar Khas Betawi, Olahan Jeroan yang Lahir saat Penjajahan Belanda
Cara lain dalam membuat papeda yaitu dengan air panas atau air dingin, sagu, air, jeruk, dan garam.
Hal pertama yang dilakukan yaitu dengan merebus air hingga mendidih. Sembari menunggu, bisa menyiapkan sagu di baskom dan diberi perasan jeruk, garam, serta air dingin secukupnya. Setelah itu, sagu diaduk kemudian disaring.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR