Jadi dengan memiliki jumlah hidangan atau porsi yang ganjil dapat membawa keberuntungan dan energi positif.
“Nomor delapan, nomor 12, asalkan angkanya bulat, itu bagus. Dan nomor tujuh adalah yang harus dihindari,” jelas Lee Man, kritikus makanan dan pemandu budaya.
Dalam budaya Tionghoa, angka ganjil umumnya dianggap lebih beruntung dibandingkan dengan angka genap.
Ini karena sebagian angka genap memiliki pengucapan yang mirip dengan kata-kata yang memiliki makna negatif.
Angka 8, sebagai contoh, dianggap sangat beruntung dalam budaya Tionghoa karena bunyinya mirip dengan kata untuk kekayaan dan kemakmuran.
Tetapi khususnya untuk angka 4 perlu dihindari karena bunyinya mirip dengan kata untuk kematian. Praktik ini dikenal sebagai tetraphobia.
Namun tak hanya angka porsinya, memesan dalam jumlah banyak juga bisa dilakukan karena tujuannya mencerminkan harapan akan limpahan makanan dan keberkahan di tahun mendatang.
Namun simbolisme ini tidak hanya terbatas pada jumlah hidangan, penerapan ini juga dilakukan dalam berbagai aspek budaya Tionghoa, termasuk pemilihan hadiah, waktu pelaksanaan acara, dan bahkan warna yang dipilih untuk dekorasi.
Dalam kepercayaan etnis Tionghoa, ada beberapa makanan yang pantang dimakan saat Imlek. Berikut ini daftarnya:
1. Salak
2. Bubur
3. Lobster
4. Makanan yang berwarna putih
5. Labu
6. Kepiting
Cara Mencuci Jersey Bola yang Benar, Jangan Pakai Mesin Cuci Kalau Tak Mau Rusak
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR