Kupat jembut juga seringdisebut dengan kupat taoge, makanan tersebut sering kali dijual di perayaan Syawalan di Semarang.
Tradisi tersebut yang sudah berjalan sejak 1950-an bagi warga Jaten Cilik, Pedurungan, Semarang.
Hal itu sebagai bentuk rasa syukur atas selesainya puasa Ramadan dan puasa 6 hari syawal.
Warga membagikan kupat taoge kepada anak-anak, masyarakat berkumpul di masjid untuk menunaikan salat subuh berjamaah yang dilanjutkan doa bersama.
Setelah itu, warga dewasa yang berada di masjid mendapat pembagian ketupat taoge untuk dimakan secara bersama.
Kegiatan pun dilanjutkan pembagian ketupat taoge kepada ratusan anak yang sudah menunggu di luar.
Aba-aba pesta lebaran ketupat ini dimulai dengan membunyikan petasan dan bunyi tiang listrik yang dipukul dari sejumlah arah.
Saat itulah para anak-anak mulai berhamburan berebut ketupat taoge di sepanjang jalan.
Ketupat taoge pada awal mulanya dibuat untuk menyemarakkan Lebaran Syawal.
Lantaran keterbatasan biaya pada saat itu, sang perintis pada generasi pertama sepakat merayakannya dengan cara yang sederhana.
Adapun filosofi taoge dan sambal kelapa dimaksudkan untuk melambangkan sebuah kesederhanaan dalam hidup dengan tidak melulu kemewah-mewahan.
Baca Juga: 7 Tips Membuat Nasi Goreng Jadi Lebih Enak Dan Harum, Serasa Dimasakin Tukang Nasgor Favorit
5 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Jogja Serba Minuman, Dijamin Otentik dan Enak Banget
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR