Sering Dijadikan Bumbu Dapur, Siapa Sangka Biji Buah Ini Beracun dan Miliki Kandungan Sianida! Jangan Sembarangan!
SajianSedap.com - Siapa sangka buah asli Indonesia ini ternyata beracun.
Ya, keluak atau kluwek adalah buah yang berasal dari pohon kepayang.
Di Jawa Barat dan Banten, kluwek disebut sebagai picung.
Sedangkan di Toraja, keluak disebut sebagai pamarrasan dan di Makassar disebut kalowa.
Sering dijadikan sebagai bumbu masakan, biji buah keluak atau kluwek ternyata beracun.
Tapi, kenapa biji buah ini bisa dijadikan bumbu masakan di Indonesia ya?
Yuk kita simak faktanya!
Mengenal Buah Keluak
Keluak ternyata bijinya beracun namun jadi bumbu masakan.
Dikutip dari Tribunnews.com, keluak atau kluwek punya nama ilmiah Pangium edule.
Dalam bahasa Latin, ‘edule’ artinya ‘bisa dimakan’.
Orang-orang biasanya menanam pohon kepayang atau pohon keluak karena memanfaatkan bijinya sebagai bumbu makanan.
Selain itu, bagian tumbuhan lain seperti daun, biji, atau minyak tumbuhan kepayang zaman dulu juga dijadikan obat antiseptik dan disinfektan.
Bukan hanya biji buah keluak saja yang mengandung racun, tapi seluruh bagian tumbuhan itu juga, lho!
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
Racun dalam tumbuhan keluak adalah hidrogen sianida atau asam sianida yang berbahaya bagi tubuh.
Lalu, kok bisa biji keluak dijadikan bumbu masakan?
Menghilangkan Racun pada Biji Keluak
Rupanya, ada cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan racun pada biji keluak.
Cara menghilangkan racun pada biji keluak adalah dengan merebus dan merendamnya terlebih dulu sebelum digunakan.
Ada juga yang merebus biji keluak menguburnya dalam abu dan daun pisang selama satu bulan.
Kemudian kulit bijinya dibelah dan direndam dalam air selama dua hari atau dikeringkan di bawah sinar matahari.
Tahukah kamu? Begitu berbahayanya racun dari keluak, zaman dulu racunnya digunakan untuk melumuri mata anak panah untuk berburu atau berperang.
Memanfaatkan Biji Keluak dan Bagian Tumbuhan Keluak
Biji keluak biasanya digunakan sebagai bahan makanan yang berwarna gelap, misalnya seperti rawon.
Di Banten, ada juga makanan fermentasi yang dibuat dengan biji keluak, yaitu picungan.
Picungan dibuat dari ikan laut yang dicampur dengan parutan biji keluak dan garam, kemudian ditumpuk dalam sebuah keranjang dan dilapisi serta ditutup daun pisang.
Proses fermentasi ini berlangsung selama satu minggu.
Selain di Indonesia, buah keluak juga dimanfaatkan untuk memasak di Malaysia dan Singapura.
Hidangan yang dimasak dengan buah keluak di negara itu adalah hidangan peranakan yaitu ayam buah keluak.
Selain untuk memasak, biji, daun, dan minyak keluak bisa dimanfaatkan untuk pembasmi hama tanaman, bahan pengawet ikan atau daging, juga bahan pembuat korek api.
Pohon keluak juga bisa digunakan sebagai penahan erosi, lo.
Wah, meski beracun, tumbuhan keluak banyak manfaatnya, ya!