Studi yang diterbitkan dalam jurnal Experimental Physiology ini menunjukkan sebuah mekanisme biologis potensial yang menjelaskan mengapa hal ini terjadi.
Temuan ini menghubungkan peristiwa sulit tidur dengan perubahan kadar RNA mikro (miRNA) dalam darah, yang merupakan molekul nonkode yang membantu mengatur ekspresi protein.
"Studi ini menunjukkan mekanisme potensial baru dengan menunjukkan bahwa tidur mempengaruhi kesehatan jantung dan fisiologi secara keseluruhan,"kata penulis senior, Prof. Christopher DeSouza, dikutip dari Medical Daily.
Studi ini menemukan bahwa peserta yang tidur kurang dari 7 jam memiliki tingkat darah dari tiga miRNA (miR-125A, miR-126, dan miR-146a) 40% hingga 60% lebih rendah daripada yang tidur selama 7-8 jam.
Baca Juga: Bisa Picu Serangan Jantung Hingga Hipertensi, Siapa Sangka Ikan Asin Bisa Cegah Osteoporisis!
Jika sirkulasi ketiga miRNA tidak cukup, maka akan menyebabkan sejumlah gangguan pembuluh darah, seperti peradangan, stroke, hingga serangan jantung.
Studi ini juga mengungkapkan bahwa sel-sel endotel, yang terdiri dari lapisan pembuluh darah, pada pria dewasa yang tidur kurang dari enam jam setiap malam tidak berfungsi dengan baik.
Akibatnya, pembuluh darah mereka tidak dapat melebar dan berkontraksi dengan baik untuk memungkinkan darah mengalir secara efisien ke berbagai organ dan bagian tubuh.
"Inilah mengapa tujuh atau delapan jam sehari adalah durasi ideal seseorang untuk tidur," ucap DeSouza.