Sudah Jadi #KemilauKulinerIndonesia Sejak 2 Abad Lalu, Ini Alasan Nasi Jamblang Khas Cirebon Dibungkus dengan Daun Jati!

By Raka, Kamis, 5 Maret 2020 | 15:30 WIB
Jalan Panjang Nasi Jamblang menjadi #KemilauKulinerIndonesia (Sajian Sedap)

Sudah Jadi #KemilauKulinerIndonesia Sejak 2 Abad Lalu, Ini Alasan Nasi Jamblang Khas Cirebon Dibungkus dengan Daun Jati!

SajianSedap.com - Berbicara soal #KemilauKulinerIndonesia memang tak ada habisnya.

Sejumlah wilayah di Indonesia memiliki cerita sendiri soal kuliner khas.

Seperti wilayah pesisir utara Jawa Barat ini yang begitu terkenal akan kuliner khasnya, Nasi Jamblang.

Nasi Jamblang atau biasa disebut masyarakat Cirebon dengan sebutan Sega Jamblang sudah berusia lebih dari satu abad lamanya.

Baca Juga: Resep #KemilauKulinerIndonesia: Resep Ketoprak Salah Satu Kuliner Unik Dan Nikmat Khas Betawi

Nama jamblang yang melekat pada kuliner ini merupakan nama sebuah desa di bagian barat Cirebon.

Tak hanya rasanya dan pilihan yang beragam, harganya yang sangat ramah di kantong membuat nasi jamblang begitu populer.

Lauk nasi jamblang dihidangkan dalam bentuk prasmanan, sedangkan nasinya sendiri dibungkus menggunakan daun jati.

Nah, daun jati ini jadi asal usul dari sejarah nasi jamblang tersebut.

Sejarah Nasi Jamblang

Hadirnya Nasi Jamblang tidak terlepas dari pembangunan Pabrik Gula Gembol pada tahun 1847 dan pembangunan Spirtus tahun 1883, pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda.

Pada saat itu, pabrik tersebut banyak menyerap tenaga kerja orang pribumi.

Mereka bekerja sebagai kuli bangunan dan buruh pabrik.

Seorang pengusaha pribumi sukses, H Abdulah Latief, sering meminta istrinya, Nyonya Tan Piaw Lung atau yang akrab disapa Mbah Pulung, untuk menyedikan sarapan berupa nasi dan lauk pauk secukupnya yang dibungkus daun jati untuk para buruh pabrik sebagai sedekah.

Selain itu, nasi dan lauk tersebut itu juga diberikan kepada para pekerja yang ditugaskan membangun jalan di pesisir utara Jawa.

Baca Juga: Resep #KemilauKulinerIndonesia: Resep Semur Daging Betawi, Hidangan Nikmat Khas Betawi

Para pekerja kehabisan bekal akibat nasi yang mereka bawa justru basi.

Makanan itu biasa disediakan untuk sarapan dan makan siang.

Dari situlah, permintaan nasi dan lauk pauk tersebut semakin banyak. Bahkan, mereka rela merogoh kocek demi menyantap nasi tersebut.

Setelah itu, mulailah Mbah Pulung menerima pesanan nasi dengan lauk pauk tersebut di rumahnya di Blok Ceng Kang Barat dan diantar ke pabrik.

Nasi Jamblang yang dibungkus dengan daun jati pun memiliki alasan tersendiri.

Artikel berlanjut setelah video berikut ini.

Kala itu, nasi yang dibungkus daun jati biasa dipakai sebagai pembungkus nasi untuk mengantar bekal orang yang bekerja di sawah sebagai keperluan selamatan.

Penggunaan daun jati untuk membungkus nasi jamblang juga ternyata tidak sembarangan, lo.

Sebab para pedagang nasi jamblang sudah memperhitungkan agar nasi tersebut lebih tahan lama, dan daun jati adalah salah satu jenis daun yang bisa membuat nasi tetap pulen.

Selain dipercaya mempunyai aroma yang khas, daun jati juga membuat nasi yang dibungkus menjadi tahan lama karena memiliki pori-pori lebih besar dibandingkaun daun pisang.

Sedangkan daun pisang, dipakai untuk pembungkus lauk pauknya.

Nasi yang disajikan pada Nasi Jamblang, dimasak menggunakan cara tradisional, yaitu menggunakan bahan bakar kayu.

Baca Juga: Resep #KemilauKulinerIndonesia: Resep Rendang Salah Satu Menu Tradisional yang Terkenal Hingga Seluruh Dunia

Sedangkan untuk lauk pauk pada awalnya, sangat sederhana dan terbatas sesuai kebutuhan dan keuangan buruh pabrik saat itu.

Lauk pauk awalnya yaitu Dendeng Laos, Kebuk Goreng, Sambel Goreng, Tempe Goreng, Tahu Goreng, Sayur Tahu, dan Panjelan (Ikan Asin Cucut).

Yang menariknya lagi, dulu Nasi Jamblang tidak dijual langsung kepada konsumen melalui warung, namun dijual keliling oleh pedagang.