Mengintip Jejak Masa Lalu dalam Segelas Minuman Soda Badak, Si #KemilauKulinerIndonesia Kebanggan Orang Medan!

By Virny Apriliyanty, Rabu, 8 April 2020 | 15:30 WIB
Mengintip Jejak Masa Lalu Lewat Segelas Minuman Soda Badak, Si #KemilauKulinerIndonesia Kebanggan Orang Medan! (Tokopedia.com)

Tanjung mengatakan, pabrik minuman ini berkembang pesat.

 

Orang Medan kadang menyebut "sarsi" untuk minuman, kependekan dari sarsaparila.

Tanjung berkisah, pada zaman dahulu, selain minuman bersoda, NV Ijs Fabriek Siantar juga memproduksi sari buah markisa yang diekspor ke sejumlah negara, seperti Swiss, Belanda, dan Belgia, dengan merek Marquisa Sap.

Akan tetapi, produksi ini kemudian terhenti. Ketika pendudukan Jepang, pabrik ini masih bertahan.

Penjajah Jepang menempatkan seorang wakilnya saat mengelola perusahaan ini.

Pabrik tetap beroperasi seusai kemerdekaan.

Akan tetapi, situasi kemudian berubah ketika Heinrich Surbeck dibunuh oleh laskar rakyat yang memberontak melawan Belanda seusai Proklamasi Kemerdekaan.

Baca Juga: Resep #KemilauKulinerIndonesia: Resep Kembang Goyang Pisang Wijen, Kuliner Favorit Khas Betawi

Dua anak Surbeck sempat diungsikan ke Eropa sehingga mereka selamat.

Meski tanpa kehadiran keluarga Surbeck, NV Ijs Fabriek Siantar tetap beroperasi.

Tanjung dan kawan-kawannya tetap mengelola usaha itu hingga kemudian salah satu anak Surbeck, yaitu Lydia Rosa, kembali ke Pematang Siantar pada tahun 1947.

Di kota itu Rosa menikah dengan seorang pria Belanda bernama Otto.

Otto kemudian mengelola usaha ini hingga tahun 1959.