Jadi Favorit Banyak Orang, Benarkah Daging yang Dibakar Bisa Picu Kanker? Begini Penjelasan Ahli
Sajiansedap.com - Daging yang dipanggang atau dibakar memang jadi salah satu menu favorit masyarakat.
Namun, beredar isu bahwa hal itu bisa memicu kanker.
Benarkah demikian? cek fakta berikut ini.
Sebuah penelitian tahun 2009 yang diterbitkan American Cancer Society Journals menyebut daging dibakar bisa memicu kanker karena cara memasaknya.
Kok bisa ya?
Baca Juga: Be Bowled Over by Nourishing Sop Ayam Jagung, Super Easy to Make!
Baca Juga: Delicious Ayam Tumis Tomat Hijau, Simple Dish Ready in 20 Minutes
Berikut penjelasan lengkap yang harus kita tahu.
Penjelasan Terkait Daging Panggang Picu Kanker
Seperti diketahui, memasak dalam suhu tinggi berpotensi menciptakan zat karsinogen "heterocyclic amines" (HCAs) dan "polycyclic hydrocarbons" (PAHs).
Penelitian yang dilakukan pada hewan di laboratorium menunjukkan, HCAs merusak DNA dan mempercepat pertumbuhan tumor di sel-sel usus besar, payudara, prostat dan sistem limfa.
Kendati demikian, belum bisa dibuktikan apakah hal yang sama juga terjadi pada manusia.
Pada suhu di atas 176 derajat celcius, asam amino dan kreatin (zat alami yang membantu suplai energi ke otot dan saraf) berpengaruh ke pembentukan HCAs.
Sementara itu, PAHs terbentuk saat lemak menetes ke bara yang panas, sehingga membentuk asap yang menyatu pada makanan.
Komponen ini terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Meski begitu, menurut Colleen Doyle, direktur Nutrition and Physical Activity dari American Cancer Society, dalam hal pencegahan kanker, masih banyak risiko lain yang bisa menyebabkan kanker.
"Misalnya saja Anda kelebihan bobot 13 kilogram, maka risiko Anda terkena sejumlah kanker akan lebih besar, dibandingkan hanya makan daging yang dibakar," kata Doyle.
Senada dengan hal itu, berdasarkan catatan yang tersedia di laman Cancer.gov, dalam percobaan laboratorium, HCAs dan PAHs telah ditemukan bersifat mutagenik, yaitu dapat menyebabkan perubahan DNA yang dapat meningkatkan risiko kanker.
Pembentukan HCAs dan PAHs bervariasi berdasarkan jenis daging, metode memasak, dan tingkat "kematangan" (jarang, sedang, atau dilakukan dengan baik).
Apa pun jenis dagingnya, daging yang dimasak pada suhu tinggi, terutama di atas 300 ºF (seperti dalam memanggang atau menggoreng), atau yang dimasak untuk waktu yang lama cenderung membentuk lebih banyak HCAs.
Misalnya, ayam dan steak yang matang, dipanggang, atau dipanggang semuanya memiliki konsentrasi HCAs yang tinggi.
Artikel Berlanjut Setelah Video di Bawah ini
Penjelasan Ahli
Metode memasak yang mengekspos pengasapan daging berkontribusi pada pembentukan PAHs.
HCAs dan PAHs menjadi mampu merusak DNA hanya setelah mereka dimetabolisme oleh enzim spesifik dalam tubuh, suatu proses yang disebut "bioaktivasi".
Dikutip dari Foxnews, para ahli menyarankan untuk tidak makan daging yang dimasak sampai renyah.
Karena hal itu jadi peluang mereka dapat meningkatkan risiko kanker prostat, pankreas, dan usus besar.
Menurut Natalie E. Azar, MD, asisten profesor profesor kedokteran dan reumatologi di NYU Medical Pusat.
Memasak daging dengan bawang putih, rosemary, bubur buah, dan gosok rempah kaya vitamin E seperti bubuk cabai dan paprika juga dipercaya dapat menurunkan produksi HCAs sebanyak 70%, menurut sebuah tinjauan di Natural Medicine Journal.
Baca Juga: Menekan Daging Saat Diungkep Ternyata Sangat Tidak Dianjurkan, Hal ini yang Jadi Alasan Utamanya
Artikel Telah Ditayangkan di health.grid.id dengan Judul, Makan Daging yang Dibakar Dapat Memicu Kanker, Mitos atau Fakta?