Saya sekarang memiliki diagnosis ini yang saya bawa ke mana-mana," ujarnya.
Ketika menerima diagnosisnya, Holly merasa beban besar yang dibawanya akhirnya diambil, itu sesuatu yang akhirnya menjelaskan kenapa selama ini dia bersikap seperti itu.
Dari pengakuannya, PTSD yang dia alami merupakan akibat dari dua pelecehan seksual yang dialami ketika dia berusia 18 tahun.
"Aku tidak mengatakan pada siapapun tentang ini hingga setahun setelahnya.
Aku hanya menguburnya dalam kotak di belakang pikiran saya dan mencoba untuk melanjutkan segalanya sebaik mungkin," ucapnya.
Holly juga mengatakan, dia tidak menyadari kalau orang bisa menderita PTSD setelah mengalami pelecehan seksual, berpikir itu hanya bisa terjadi pada situasi dengan kekerasan saja.
Dia bersyukur, keluarganya, sang ayah, Gordon, ibu, dua saudara kembar dan kakak dan adiknya semua memberikan dukungan dalam perjalanan kesehatan mentalnya.
"Aku telah kehilangan teman. Ini pasti sebuah perjalanan. Tapi saya berharap dengan berbicara saya dapat membantu orang lain," ujarnya.
"Aku berharap dengan mendengarkan, kita bisa terus melanjutkan untuk mendobrak stigma seputar kesehatan mental. Meminta bantuan bukan hanya hal paling berani yang bisa kamu lakukan, tapi juga langkah awal meraih diri kamu yang lebih bahagia dan sehat," kata Holly.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pernah Jadi Korban Pelecehan Seksual, Putri Gordon Ramsay Menderita PTSDArtikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Gordon Ramsay Kesal Sering Disangka Kakek Anak Balitanya