SajianSedap.com - Siapa yang suka makan cumi-cumi?
Cumi-cumi adalah salah satu makanan laut yang disukai banyak orang.
Kita bisa membeli cumi di pasar ataupun supermarket dengan berbagai jenis pilihan.
Apalagi cumi-cumi enak dijadikan berbagai masakan untuk keluarga di rumah.
Rasa cumi yang enak dan teksturnya yang empuk jadi favorit banyak orang.
Namun, cumi-cumi sering dikaitkan disebut makanan yang tinggi kolesterol.
Lalu, apakah benar cumi-cumi bisa bikin kolesterol naik?
Daripada penasaran, yuk simak faktanya berikut ini.
Benarkah Cumi-cumi Bisa Bikin Kolesterol Naik?
Dikutip dari Healthline via Kompas.com, produk hewani adalah satu-satunya sumber makanan kolesterol.
Namun, cumi-cumi sebetulnya rendah lemak jenuh.
Nah, ternyata orang yang memiliki kolesterol tinggi biasanya dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans.
Pada intinya, proses pengolahan sebetulnya juga berdampak besar terhadap kandungan kolesterol makanan.
Karena kalau tak benar, makanan yang sebelumnya menyehatkan, menjadi kurang menyehatkan.
Saat itulah, lemak total dan kandungan lemak jenuhnya kemungkinan naik.
Lalu, adakah efek makan cumi-cumi untuk tubuh?
Sebelum itu, kita mesti tahu kandungan dalam cumi berikut ini:
Kandungan dalam Cumi-cumi
Menurut informasi nutrisi Departemen Pertanian AS, porsi 100 gram cumi-cumi mengandung sekitar: 90 kalori 16 gram protein, 3 gram karbohidrat, 1,5 gram lemak total, 263 miligram kolesterol.
Melansir Livestrong, batas konsumsi kolesterol harian adalah 300 miligram per hari.
Artinya, 100 gram cumi-cumi memenuhi hampir 90 persen kebutuhan kolesterol harian kita sehingga kita perlu berhati-hati, terutama bagi orang dengan riwayat penyakit jantung atau kolesterol tinggi.
American Heart Association merekomendasikan agar asupan lemak jenuh tak lebih dari 5-6 persen dari total kalori harian kita untuk menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).
Jika kebutuhan harian kita 2.000 kalori, maka porsi lemak jenuh tersebut sama dengan 11-13 gram.
Sebanyak 85 gram cumi-cumi mentah mengandung sekitar 0,3 gram lemak jenuh total.
Namun, cumi-cumi juga mengandung lemak sehat, yakni sekitar 0,09 gram lemak tak jenuh tunggal dan 0,4 gram lemak tak jenuh ganda.
Lebih disarankan untuk mengonsumsi lebih banyak lemak tak jenuh, termasuk tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Sebab, lemak tak jenuh dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), kolesterol "baik".
HDL dapat membantu membuang LDL yang buruk.
Adapun kenaikan kadar kolesterol dalam darah ditentukan oleh beberapa faktor.
Melansir Mayo Clinic, beberapa kebiasaan yang bisa meningkatkan kolesterol seperti:
Pola makan buruk: makan makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans dapat meningkatkan kadar koleasterol.
Makanan tinggi lemak jenuh biasa ditemukan dalam produk hewani, sementara lemak trans banyak ditemukan di beberapa kue dan biskuit yang dipanggang secara komersial atau popcorn yang bisa dibuat dengan microwave.
Obesitas: memiliki Indeks Massa Tubuh (BMI) 30 atau lebih tinggi dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi.
Kurang olahraga: olahraga membantu meningkatkan HDL seiring dengan bertambahnya kadar LDL dalam tubuh, membuatnya menjadi lebih tidak berbahaya.
Merokok: merokok dapat merusak dinding pembuluh darah, membuatnya lebih rentan mengumpulkan simpanan lemak. Merokok juga dapat menurunkan kadar HDL.
Usia: kimia dalam tubuh akan berubah seiring bertambahnya usia. risiko kolesterol tinggi Anda meningkat.
Misalnya, seiring bertambahnya usia, hati menjadi kurang mampu menghilangkan LDL.
Diabetes: gula darah tinggi juga berkontribusi terhadap peningkatan kadar LDL dan penurunan HDL. Gula darah tinggi juga dapat merusak lapisan arteri kita.
Baca Juga: Terungkap Cara Restoran Bikin Cumi Empuk dan Tidak Alot Seperti Karet, Cukup Perhatikan 3 Hal Ini
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Makan Cumi-cumi Bikin Kolesterol Naik?"