Siap-siap Denda Rp 250 Juta Jika Nekat Tangkap, Ini Dia 3 Fakta Ikan Belida, Bahan Baku Pempek yang Kian Langka

By Idam Rosyda, Selasa, 7 November 2023 | 14:10 WIB
fakta ikan belida, ikan air tawar yang jadi bahan baku pempek (kompas)

SajianSedap.com - Jika Anda pengegmar pempek, olahan khas Palembang ini dikenal berbahan baku ikan tenggri.

Ya, hampir semua penjual pempek kini menambahkan tenggiri ke dalam bahan baku pempek.

Padahal di awal kemunculannya, pempek ternyata tidak dibuat dari ikan tenggiri loh.

Adalah ikan belida, ikan air tawar ini jadi bahan baku utama pempek.

Dahulu ikan belida merupakan bahan baku utama ikan yang dibuat untuk pempek.

Namun dengan demakin banyaknya penjual pempek, ikan belida semakin langka.

Maka ikan yang lebih murah seperti ikan tenggiri jadi pilihan sebagai bahan baku pempek.

Fakta Unik Ikan Belida yang Langka

Membahas soal ikan belida, ada beberapa fakta soal ikan belida yang tak banyak orang ketahui.

1. Ikan yang dilindungi

Semakin langkanya ikan belida di habitat aslinya, pemerintah akhirnya menetapkan ikan ini menjadi hewan yang dilindungi.

Melansir dari Kompas TV, aturan mengenai larangan menangkap ikan belida ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nomor 1 Tahun 2021.

Bagi masyarakat yang menangkap ikan belida pihaknya akan mengenakan sanksi pidana Pasal 100 junto Pasal 7 ayat 2 huruf C Undang-Undang (UU) RI Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas UU RI Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dengan denda maksimal Rp250 juta.

Baca Juga: Mulai Hari ini, Kalau Mau Beli Ikan Asin, Pilih yang Dihinggapi Lalat, Pedagang di Pasar Bongkar Alasannya

Sedangkan untuk yang pengepul atau penadah lalu mendistribusikan dikenakan sanksi pasal siup yakni, Pasal 92 junto Pasal 26 ayat 1 tentang perikanan dengan denda Rp1,5 miliar.

2. Ada 4 jenis ikan belida

Tak hanya 1, ada 4 jenis ikan belida yang hidup di Indonesia.

Keempat jenis ikan belida ini adalah  belida jawa, belida borneo, belida lopis, dan belida sumatera.

Nah untuk bahan baku pempek, biasanya menggunakan ikan jenis belida sumatera.

3. Budidaya masal

Meski masuk dalam hewan yang dilindungi, pemerintah tak tinggal diam agar ikan belida ini bisa kembali dikonsumsi masyarakat.

Ikan Belida

Melansir dari Indonesia.go.id, Kepala BPBAT Mandiangin Evalawati menyatakan siap memproduksi bibit belida dalam jumlah yang besar.

Keberhasilan ini diumumkan melalui rilis media yang diposting pada portal KKP edisi Rabu, 29 Juni 2022.

Dalam rilis itu disebutkan, pengembangan galur baru itu memakan waktu sampai  15 tahun, dan telah menghasilkan galur belida baru yang amat berbeda, karena bisa mengkonsumsi pakan (pelet) buatan manusia.

Perubahan perilaku itu membuatnya lebih mudah dibudidayakan untuk ikan konsumsi.

“Alhamdulillah kami telah berhasil mengembangkan ikan belida, namun ikan ini masih belum kita rilis. Tahun ini baru kita bentuk tim untuk merilis ikan belida, sehingga harapannya ikan ini bisa dibudidayakan secara massal kepada pembudi daya ikan seluruh Indonesia,” ujar Eva.

Baca Juga: Selama Ini Keliru, Bukan Insang Saja, Buang Bagian Samping dari Lele Ini Agar Baunya Tidak Amis saat Dimasak

Dengan budi daya ini, kata Evalawati, masyarakat bisa mendapatkan tanpa bergantung kepada hasil tangkapan alam yang semakin menyusut.

"Dengan budi daya ini masyarakat bisa memperoleh ikan belida, tanpa harus menangkapnya di alam. Dengan begitu belida terjaga dari kepunahan,” ujarnya.

Pelaksana program domestikasi BPBAT Puji Widodo mengatakan bahwa program belida itu dimulai sejak 2005.

Proses awalnya ialah menyeleksi ikan-ikan belida yang dapat beradaptasi di lingkungan kolam dengan pakan buatan (dengan protein tinggi).

Berikutnya menyeleksi induk yang dapat kawin dan memijah di lingkungan kolam.

Dua tahap penting itu berhasil.

Tahap berikutnya ialah pemeliharaan benih dan pembesaran.

Ada masa kritis ketika telor menetas menjadi lava dan lava tumbuh menjadi bayi ikan.

Namun, situasi kritis itu sudah berlalu. "

Sekarang, semuanya bisa makan dari pakan buatan berupa pelet,’’ kata Puji Widodo.

Saat ini, induk yang dia miliki baru 110 ekor, berukuran 2–4 kg. Mereka bisa memproduksi benih ukuran 1--3 cm sebanyak 1.000--2.000 ekor per bulan. Benih-benih itu masih dia kembangkan menjadi induk.

Belida bukan induk yang terlalu produktif.

Satu induk hanya bisa bertelur 300--500 butir. Tidak semua bisa tumbuh menjadi bibit.

Untuk bisa menjadi bibit ukuran 5--8 cm, perlu waktu 1,5 bulan.

"Singkatnya, dulu sulit betul untuk produksi benih dan induk, sekarang telah bisa diatasi,’’ ungkap Widodo.

Denga kabar baik ini semoga ikan belida kembali bisa dikonsumsi oleh masyarakat kembali.

Baca Juga: Banyak Dijual di Penyetan Pinggir Jalan, Ikan Pari Ternyata Beri Manfaat Luar Biasa Ini Untuk Tubuh, Nyesel Kalau Gak Pernah Beli